oleh
TITIN KUSAYANG
1105791
A. Pendahuluan
Perkembangan sosial
anak dimulai dari sifat egosentrik, individual ke arah interaktif, komunal.
Pada mulanya anak bersifat egosentris, yaitu hanay dapat memandang dari satu
sisi, yaitu dari dirinya sendiri. Ia tidak mengerti bahwa orang lain bisa
berpandangan berbeda dengan dirinya. Oleh karena itu pada usia 2-3 tahun anak
masih suka bermain sendiri (individual). Selanjutnya anak mulai berinteraksi
dengan anak lain. ia mulai bermain bersama dan tumbuh sifat sosialnya.
Perkembangan sosial
meliputi dua aspek penting yaitu kompetensi sosial, dan tanggung jawab sosial
(Kostelnik, Soderman, & Waren, 1993). Kompetensi sosial menggambarkan
kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya secara efektif.
Misalnya, ketika temannya menginginkan mainan yang sedang ia gunakania mau
bergantian. Sedangkan tanggung jawab sosial antara lain ditujukan oleh komitmen
anak terhadap tugas tugas nya, menghargai perbedaan individual, memperhatikan lingkungannya,
dan mampu menjalankan fungsinya sebagai warga negara yang baik.
B. Kekhasan perkembangan sosial anak
Semenjak anak mulai
memasuki sekolah dasar, aktivitas kehidupan anak dalam keluarga sudah mulai
berkurang. Hal ini disebabkan karena anak sudah musli mencurahkan perhatiannya
kepada kelompok kelompok permainan yang terdapat dilingkungan masyarakat.
Kelompok permainan diluar lingkungan keluarga anak disebut geng. Didalam geng
anak berusaha mati matian untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kelompok.
Misalnya cara berpakaian, berperilaku dan dalam mengeluarkan pendapat.
Prayitno (1991 : 109) menjelaskan manfaat geng dalam
perkembanagn sosial anak, yaitu :
1.
Belajar bertingkah yang demokrasi sehingga memiliki
tingkah laku yang baik
2.
Belajar tenggang rasa/ menghargai pendapat orang lain
3.
Belajar bertanggung jawab
4.
Belajar mandiri
5.
Belajar menyesuaikan diri terhadap aturan aturan yang
berlaku
6.
Belajar bekerja sama dalam menyelesaikan suatu
kegiatan
C. Faktor faktor ayng mempengaruhi
perkembangan sosial anak usia dini
1.
Pengaruh orang tua
Tidak dapat
diragukan lagi bahwa orang tua sangat mempengaruhi perkembangan tingkah laku
sosial anak. Hubungan yang mendalam dan akrab besar pengaruhnya terhadap proses
sosialisasi remaja. Namun karena remaja menjadi mandiri dan tidak mau lagi
banyak diatur, serta dituntut patuh oleh orang tua dalam kehidupan sosial, maka
terjadi konflik antara orang tua dan remaja. Senarnya hal ini tidak perlu
terjadi kalau orang tua memberi kesempatan untuk mengambil keputusan tentang
hubungan sosialnya seperti menentukan teman, anggota kelompok dan berbagai
dalam kehidupan sosialnya.
2.
Kematangan
Bersosialisasi
memerlukan kematangan fisikdan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam
proses sosial memberikan dan menerima pendapat orang lain. memerlukan
kematangan intelektual dan emosional.
Disamping itu kemampuan berbahasa ikut pula menenuntukan.
3.
Status sosial ekonomi
Kehidupan
sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak bukan sebagai anak
yang independen akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam
keluarga anak itu, “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan
sosial anak, masyarakat dan kelompoknya akan memperhitungkan norma yang berlaku
didalam keluarganya.
4.
Pendidikan
Pendidikan
merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif akan memberi warna kehidupan sosial
anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5.
Kapasitas mental : emosi dan intelegensi
Berpikir
berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetshusn ysng diperoleh manusia.
Kemampuan berpikir mempenagruhi kemampuan belajar, memecahkan masalah , dan
berbahasa. Perkembangan emosi seperti yang telah diuraikan di bab pertama, berpengaruh
sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelektual
tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan
intelektual tinggi, kemampuan berbahasa tinggi, dan pengendalian emosional
secara seimbang sangat menentukan
keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.
D. Faktor pendukung perkembangan sosial
Prayitno
(1991:113) mengemukakan bahwa faktor epndukung perkembanagn sosial adalah sifat
altruistik. Kesadaran tentang diri sendiri, dan kesadaran tentang orang lain.
Kecenderungan
anak memahami orang lain menyebabkan anak mudah bergaul dengan orang lain tanpa
mempertimbangkan untung ruginya. Selain itu untuk menciptakan dan mengembangkan
rasa sosial diperlukan kesadaran atas diri sendiri yang meliputi keinginan
ataupun emosinya, serta kesadarn atas diri yang cukup tinggi. Kesadaran tentang
diri orang lain, tentang perasaan orang dan mampu menempatkan diri dengan orang
lain akan memudahkan mengembangkan tingkah laku sosial
E. Penutup
Lingkungan sosial
banyak memberikan pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan.
Kehidupan sosial telah dimulai semenjak manusia dilahirkan dalam bentuk yang
sederhana dan didasari oleh kebutuhan yang sdederhana pula. Seiring dengan
perkembangan dan pertumbuhan singkat. Hubungan sosial semakin berkembang pula.
Perkembangan sosial
dipengaruhi oleh keluarga,kematangan, status sosial, pendidikan, dan kapasitas
mental. Perkembangan sosial didukung oleh sifat altruistik, kesadaran tentang
diri sendiri, dan kesadaran tentang orang lain.
Konsep diri akan
mempengaruhi cara seseorang melihat dan memperlakukan dirinya dan cara orang
lain (lingkungan) melihat dan memperlakukannya. Perkembangan sosial dipengaruhi
pula oleh sekolah. Sekolah dengan segala kegiatannya baik bentuk kurikuler
maupun ekstrakurikuler dapat mengembangkan dan meningkatkan perkembanagn
sosial.
SUMBER BACAAN
Suyanto, Slamet, 2005,
Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
Padang : UNP press
Khairanis dan Darnia
Arief, 2000, Perkembangan dan Belajar
Peserta Didik, Padang : UNP press
Mudjiran, dkk, 1999,
Perkembangan Peserta Didik, Padang : UNP Press
Ahmadi, abu. 1991.
Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta