Pengertian kreativitas
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang
menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang
dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut
pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi
kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya,
kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s
Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
a.
Definisi
kreativitas dalam dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat
disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that are characteristics of
creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on
the environment in an unique and characteristic way” (Hulbeck, 1945 dikutip
Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau
kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat.
Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi
kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
b.
Kreativitas dalam dimensi Process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang
berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in fluency, in
flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni
Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses
atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih
menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat
yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya
kreativitas sebagai berikut :
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat
tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data
sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi
percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah
yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam
alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama
(berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar
(hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan
terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada
akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau
gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk
cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu
yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi
tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan
nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah
proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan
sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).
c.
Definisi
Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press
atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat
untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal
dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U.
Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai
berikut :
“The initiative that one manifests by his power to break away from
the usual sequence of thought”
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai
imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas
juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan
kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
d.
Definisi Kreativitas dalam dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu
baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang
inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada
orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa
kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.
Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan
kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang
mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya
membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah
ada sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk
menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang
memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai
kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat
yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
Banyak
ahli yang menjelaskan makna kreativitas, beberapa ahli diantaranya menjelaskan
pengertian kreativitas sebagai berikut :
a.
Guilford (1967) menyatakan bahwa intelegensi
berkaitan dengan kemampuan berfikir konvergen, sedangkan kreativitas adalah
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berfikir divergen. Berfikir
konvergen yaitu proses berfikir didasari oleh berbagai hal menuju kesatu
hal/kesimpulan, sedangkan berfikir divergen yaitu kemampuan berfikir yang
berawal dari satu persoalan atau satu hal menuju ke berbagai hal. Misalnya
dalam memecahkan suatu persoalan lalu ditinjau dari berbagai segi.
b.
Utami munandar menjelaskan bahwa kreativitas
adalah kemampuan
·
Untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan
data, informasi atau unsur yang ada.
·
Menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepatan, keluwesan
dan keberagaman jawaban
·
Mencerminkan kelancaran, keluwesan dan
orisininalitas dan berfikir serta kemampuan memperluas suatu gagasan.
c.
Nana Syaodih menyatakan kreativitas merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal
baru, cara cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat.
d.
Ddavid Camphell menyatakan kreatifitas adalah
suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada
sebelumnya, menarik, aneh dan beguna bagi masyarakat.
e.
Menurut Imam Musbikin (2006 :6) kreativitas adalah kemampuan
memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan
memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru
untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.
f.
Kreativitas menurut Mangunhardjana (1986 : 11)
adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih
enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan,
mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan,
mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.
g.
menurut Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan
Euis Kurniati (2005 : 15) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh
suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap
perkembangan.
Apabila
pendapat para ahli tersebut disimpulkan maka akan diperoleh pokok pokok
pemikiran tentang kreativitas sebagai berikut :
a.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menciptakan produk produk baru
b.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
berfikir divergen meskipun tetap ada kaitannya dengan kemampuan berfikir
konvergen
c.
Produk dari pemikiran kreatif itu antara lain
mengandung ciri ciri adanya kelancaran (fluency) yaitu mengandung banyak
ide/pemikiran dan bersifat luas, keluwesan (flexibility) dapat diterapkan dalam
memcahkan berbagai persoalan, keaslian (originality) bukan meniru sifat khas
dan unik, dan elaborasi (elaboration) merupakan penyempurnaan terhadap hal hal
yang sebelumnya telah ada sehingga dapat lebih praktis, berdaya guna, dan
menimbulkan kemudahan kemudahan untuk melakukan sesuatu.
Tahap tahap kreativitas
Potensi
kreatif berkembang melalui beberapa tahap sebagai berikut :
a.
Tahap persiapan (preparation) yaitu Pada periode ini individu meletakkan dasar pemikiran,menyatakan masalah
dan menyimpulkan materi- materi yangdiperlukan untuk pemecahan masalah.
Individu juga mempelajarimengenai latar belakang masalah serta seluk beluknya.
b.
Tahap konsentrasi (concertration) yaitu
berfikir Pada tahap konsentrasi ini, perhatian individu
tercurah danpikiran individu terpusat pada hal- hal yang mereka kerjakan. Tahapkonsentrasi
merupakan waktu pemusatan, waktu untuk menimbangnimbang,waktu menguji, waktu
awal untuk mencoba dan mengalamigagal (triad and error)
c.
Tahap inkubasi (incubation) Pada tahap inkubasi ini, individu seolah-olah melepaskan diriuntuk
sementara dari masalah yang dihadapi atau tidak memikirkansecara sadar, tetapi
menyimpannya dalam alam pra sadar. Artinyaindividu mencari kegiatan-kegiatan
yang melepaskan diri darikesibukan pikiran terhadap masalah yang dihadapi,
namun untuksementara waktu.
d.
Tahap penerangan (illumination)
Pada tahap penerangan, hasil kreativitas baru muncul padaperiode ini, individu
mengalami insight, untuk memecahkan masalahsecara tiba-tiba dan diikiti
perasaan senang tahap AHA pada saat itu mendapatkan suatu ide/
gagasan tentang pemecahan masalah yang dihadapi tadi
e.
Tahap pembuktian
(verification/production) Pada tahap pembuktian individu mengekspresikan ide-
ide dalambentuk nyata. Dalam menentukan apakah penyelesaian masalah nampak
dalam fakta-fakta yang benar, individu mengevaluasi hasil penyelesaian masalah,
pada periode ini diperlukan pola berfikir kritis.
Karakteristik individu kreatif
Individu
yang memiliki potensi kreativitas tinggi menunjukkan sikap dan perilaku yang
kadang kadang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Kekhasan perilaku kreatif
digambarkan oleh beberapa ahli berikut ini.
Menurut
Rogers (dalam Utami Munandar, 2004) ada 3 kondisi dari pribadi kreatif, yaitu :
a.
Keterbukaan terhadap pengalaman
b.
Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan
patokan pribadi seseorang (intenal locus of evaluation)
c.
Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain
dengan konsep konsep
Para ahli
seperti Torrance dan Dembo (979) ; Utami Munandar (2004) ; Conny Semiawan
(1984) ; Cohen (1976) ; Siegelman (1973) mengemukakan beberapa ciri orang
kreatif sebagai berikut :
a.
Suka humor, tidak kaku dan tegang dalam
bekerja
b.
Suka pada pekerjaan yang menantang
c.
cukup kuat memusatkan perhatian
d.
suka mengemukakan ide ide baru yang bersifat
imajinatif
e.
lebih sensitif terhadap keadaan orang lain
f.
tidak banyak terikat pada kelompok
g.
terbuka terhadap ide/penemuan baru
h.
fleksibel/tidak kaku
i.
memiliki konsep diri positif
menurut
Utami Munandar (2004) perilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan
berfikir kreatif (kognitif), tetapi juga memerlukan adanya sikap kreatif
(afektif) pada saat kreatif dioperasionalkan.
Munandar
(1999a) menyatakan bahwa ciri individu yang kreatif menurut para ahli psikologi
antara lain adalah bebas dalam berpikir, mempunyai daya imajinasi, bersifat
ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai inisiatif, bebas
berpendapat, mempunyai minat luas, percaya pada diri sendiri, tidak mau
menerima pendapat begitu saja, cukup mandiri dan tidak pernah bosan.
Lebih lanjut Munandar (1999a) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir :
Lebih lanjut Munandar (1999a) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir :
a.
Keterampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan
mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan.
b.
Keterampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan
menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat
melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
c.
Keterampilan berpikir orisinal, yaitu
kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli.
d.
Keterampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu
kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau memperinci detil-detil dari suatu
gagasan sehingga menjadi lebih menarik.
e.
Keterampilan menilai (mengevaluasi), yaitu
kemampuan menentukan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan,
suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak
Ciri-ciri
non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan,
motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu :
a.
Rasa ingin tahu;
b.
Bersifat imajinatif
c.
Merasa tertantang oleh kemajemukan
d.
Berani mengambil risiko;
e.
Sifat menghargai.
Sund (dalam Nursito, 2000) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif memiliki ciri-ciri yaitu
a.
mempunyai hasrat ingin tahu, bersikap terhadap
pengalaman baru,
b.
panjang akal,
c.
keinginan untuk menemukan dan meneliti
d.
cenderung lebih suka melakukan tugas yang
lebih berat dan sulit,
e.
berpikir fleksibel, bergairah, aktif dan
berdedikasi dalam tugas,
f.
menanggapi pertanyaan dan mempunyai kebiasaan
untuk memberikan jawaban lebih banyak
Berdasarkan
uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri individu yang kreatif
adalah bebas dalam berpikir dan bertindak, mempunyai daya imajinasi, bersifat
ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai minat yang luas, mempunyai
inisiatif, bebas berpendapat, tidak pernah bosan, dan merasa tertantang oleh
kemajemukan.
Identifiaksi dan pengukuran
kreatifitas
Menurut Dacey (1989) dasar pertimbangan untuk mengukur bakat kreatif
anak, yaitu untuk tujuan pengayaan, remedial, bimbingan kejuruan, evaluasi
pendidikan, dan untuk mengkaji kreativitas pada berbagai tahap kehidupan. Davis
(1992) melihat tiga kegunaan utama untuk tes kreativitas, yaitu untuk tujuan
identifikasi bakat kreatif, penelitian, serta untuk bimbingan dan konseling.
Kreativitas atau bakat
kreatif dapat diukur secara langsung dan tidak langsung, dan dapat menggunakan
metode tes dan non- tes. Ada pula alat untuk mengukur cirri-ciri kepribadian
kreatif, dan dapat dilakukan pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif
Sesuai dengan definisi
USOE (U. S Office of Education) yang membedakan enam jenis bakat dikembangkan
alat identifikasi untuk masing-masing bidang tertentu
Untuk mengukur
kemampuan intelektual umum, tes individual lebih cermat, tetapi lebih banyak
memakan waktu dan biaya. Yang sudah dugunakan di Indonesia adalah tes
Stanford-Binet dan Wechsler intelligence Scale for Children. Tes inteligensi
kelompok lebih efisien dalam ukuran waktu dan biaya. Keterbatasannya adalah
kita tidak tahu apakah prestasi anak sudah optimal. Di Indonesia yang sudah
banyak digunakan adalah tes Progressive Matrices, Culture-Fair Intelligence
Test dan Tes Inteligensi Kolektif Indonesia yang khusus dikontruksi untuk
Indonesia
Tes Potensi Akademik
(TPA) yang khusus dirancang untuk Indosnesia, dapat digunakan untuk mengukur
bakat akademik, misalnya sejah mana seseorang mampu mengikuti pendidikan
tersier
Tes untuk mengukur
bakat kepemimpinan belum banyak digunakan di Indonesia, demikian pula tes untuk
mengukur bakat dalam salah satu bidang seni atau bakat psikomotorik. Tes luar
negeriyang mengukut kreativitas adalah tes dari Guilford yang mengukur
kemampuan berpikir divergen, dengan membedakan aspek kelancaran, kelenturan,
orisionalitas dan kerncian dalam berpikir
Tes Torrance untuk
mengukur berpikir kreatif (Torrance Test of Creative Thinking) dapat digunakan
mulai usia prasekolah sampai tamat sekolah menengah, mempunyai bentuk verbal
dan figural. Tes ini telah digunakan di Indonesia untuk tujuan peneltian. Tes
lainnya untuk mengukur berpikir kreatif dan termasuk baru ialah Tes Berpikir
Kreatif-Produksi Menggambar (TRest for Creative Thinking-Drawing Production)
dari Jellen dan Urban (1985). Penilaiannya mencakup sembilan dimensi
Tes yang khusus di
konstruksi di Indonesia ialah Tes Kreativitas Verbal (Utami Munandar,1977). Tes
ini disusun berdasarkan model Struktur Intelek dari Guilford, dengan dimensi
operasi berpikir divergen, dimensi konten, dimensi berpikir verbal,dan berbeda
dalam dimensi produk. Untuk setiap kategori produk ada satu sub-tes. Ada enam
sub-tes, yaitu permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata,
sifat-sifatyang sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya. Setiap sub-tes
terdiri dari empat butir. Pada bentuk parallel (ada dua bentuk) hanya dua
butir. Tes ini seperti tes Guilford mengukur kelancara, kelenturan,
orisionalitas,dan elaborasi dalam berpikir. Tahun 1986 telah dilakukan
penelitian pembakuan TKV yang menghasilkan nilai baku untuk umur 10 – 18 tahun,
dan pengukuran “Creative Questient”.
Tes Kreativitas Figural diadaptasi dari Torrance
“Circles Test”, dan dibukukan untuk umur 10-18 tahun oleh Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia. TKF kecuali mengukur aspek kreativitas tersebut di muka,
juga mengukur kreativitas sebagai kemampuan untuk kombinasi antara
unsure-unsuryang diberikan.
Skala Sikap Kreatif yang juga khusus disusn di Indonesia
mengukur dimensi efektif dari kreativitas, yaitu sikap kreatif, yang
dioperalisasi dalam tujuh dimensi. Skala ini disusun untuk anak SD dan SMP.
Skala Penilaian Anak Berbakat oleh Guru disusun oleh Renzulli dan terdiri dari
empat sub-skala, yaitu untuk mengukur fungsi kognitif (belajar), motivasi,
kreativitas dan kepemimpinan. Sub-skala untuk kreativitas meliputi 10 butir
untuk dinilai guru. Akibat kesuliatan dalam menggunakan alat dari Renzulli,
maka disusun Alat Sederhana untuk Identifikasi Kreativitas, dengan format untuk
Sekolah Dasardan format untuk Sekolah Menengah. Disnilah dimensi kreativitas
digabungka dengan dimensi lain dari keberbakatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar