Jean Piaget menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan
kesiapan dalam diri anak. Artinya, belajar sebagai suatu proses menumbuhkan aktivitas
baik fisik maupun psikis. selain itu kegiatan belajar pada anak harus
disesuaikan dengan tahap tahap perkembangan mental anak karena proses belajar
harus keluar dari anak itu sendiri.
Anak usia TK berada pada tahap praoperasional konkret,
yaitu tahap persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yang konkret dan
berfikir intuitif, dimana anak mampu mempertimbangkan besar, bentuk, dan benda
benda didasarkan pada interpretasi pengalamannya (presepsinya sendiri).
Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide
ide/konsep konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis melalui penalaran yang
bersifat deduktif. Matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep
matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari hari dan bersifat
ilmiah.
Pada dasarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan amtematika
logis. Gardner mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagai kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara
matematis, berfikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola pola
abstrak serta hubungan hubungan. Kecerdasan ini dapat diartikan juga sebagai
kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika
sebagai solusinya. Anak dengan kemampuan ini senang dengan rumus dan pola pola
abstrak. Tidak hanya pada bilangan matematika, tetapi juga meningkat pada
kegiatan yang bersifat analisis dan konseptual.
Prinsip prinsip permainan matematika anak usai dini :
1.
Permainan matematika diberikan
secara bertahap, diawali dengan menghitung benda benda atau pengalaman
peristiwa konkret yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
2.
Pengetahuan dan keterampialn pada
permainan matematika diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya,
misalnya dari yang konkret ke yang abstrak, mudah kesukar, dan dari sederhana
ke yang lebih kompleks
3.
Permainan matematika akan berhasil
jika anak anak diberi kesempatan berpartisipasi
dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah masalahnya sendiri.
4.
Permainan metematika membutuhkan
suasana yang menyenangkan dan memebrikan rasa aman serta kebebasan bagi anak.
5.
Bahasa yang digunakan didalam
pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika
memungkinkan mengambil contoh yang terdapat dilingkungan sekitar anak
6.
Dalam permainan matematika anak
dapat dikelompokkan sesuai dengan tahap penguasaan berhitung, yaitu tahap
konsep, masa transisi, dan lambang.
7.
Proses evaluasi hasil perkembangan
anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.
Kegiatan berhitung yang diberikan melalui berbagai macam
permainan tentunya lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan
bekerja bagi anak. Manfaat memperkenalkan matematika pada anak usia dini adalah menuntut anak belajar berdasarkan
konsep matematika yang benar, menghindari ketakutan matematika sejak awal, dan
membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain. The Prinsiple And Standards For School Mathematics (prinsip dan standar
untuk matematika sekolah), yang dikembangkan oleh kelompok pendidik dari National Council Of Teacher Of Mathematics
(NMC, 2000), memaparkan harapan matematika untuk anak usia dini :
1.
Bilangan, salah satu konsep
amtematika yang paling penting dipelajari anak adalah pengembangan kepekaan
bilangan. Peka terhadap bilangan berarti tidak sekedar menghitung. Kepekaan
bilangan mencakup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu
lawan satu. Ketika kepekaan terhadap bilangan anak anakberkembang, mereka
menjadi semakin tertarik pada hitung menghitung. Menghitung menajdi landasan
bagi pekerjaan dini anak anak dengan bilangan
2.
Aljabar, menurut NTCM (2000),
Pengenalan aljabar dimulai dengan menyortir, menggolongkan, membandingkan, dan menyusun benda benda menurut bentuk,
jumlah, dan sifat sifat lain, mengenal, menggambarkan, dan memperluas pola.
Semua itu memberi sumbangan kepada pemahaman anak anak tentang penggolongan
3.
Penggolongan, (klasifikasi) adalah
adalah salah satu proses penting unutk mengembangkan konsep bilangan. Supaya anak
mampu menggolongkan atau menyortir benda benda, mereka harus mengembangkan
pengertian tentang “saling memiliki kesamaan”, “keserupaan”, dan “perbedaan”.
4.
Membandingkan, adalah proses
dimana anak membangun suatu hubungan antara dua benda berdasarkan atribut
tertentu.
5.
Menyusun, atau menata adalah
tingkat yang lebih tinggi dari apda perbandingan benda benda yang lebih banyak,
menempatkan benda benda dalam satu urutan. Kegiatan menysun dapat dilakukan
didalam maupun diluar kelas.
6.
Pola pola, mengidentifikasikan dan
menciptakan pola dihubungkan dengan penggolongan dan penyortiran.
7.
Geometri, membangun konsep
geometri pada anak dimulai dengan mengidentifikasi bentu bentuk , menyelidiki
bangunan dan memisahkan gambar gambar biasa, seperti segi empat, lingkaran,
segitiga.
8.
Pengukuran, ketika anak mempunyai
kesempatan pengalaman pengalamanlangsung untuk mengukur, menimbang, dan
membandingkan ukuran benda bend, mereka belajar kosnep pengukuran.
9.
Analsis data dan probabilitas,
percobaan dengan pengukuran, penggolongan, dan penyortiran merupakan dasar
untuk memahami probabilitas dan analisis data. Ini berarti anak mengemukakan
pertanyaan, mengumpulkan informasi tentang dirinyadan lingkungan mereka, dan
menyampaikan informasi ini secara hidup.
Belajar huruf dan
angka merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi keberhasilan anak dimasa
yng akan datang. Burns dalam bukunya Math Solution dan Baratta Lorton dalam
bukunya Math Teir Way keduanya mendasarkan pada teori Piaget yang menunjukkan
bagaimana konsep matematika terbentuk pada anak. Burns mengatakan kelompok
matematika yang sudah dapat diperkenalkan maulai dari usia 3 tahun adalah
kelompok bilangan (aritmatika, berhitung), pola dan fungsinya, geometri, ukuran
ukuran, grafik, estimasi, probabilitas, pemecahan masalah.
Penguasaan
masing maing kelompok melalui tiga tahap, yaitu :
1.
Tingkat pemahaman konsep
Anak akan memahami konsep melalui pengalaman bekerja/bermain dengan
benda konkret.
2.
Tingkat menghubungkan konsep
konkret dengan lambang bilangan
Setelah konsep dipahami oleh anak, guru mengenalkan lambang konsep. Kerjasama hubungan antara
konsep konkret dan lambang blangan menajdi tugas guru yang sangat penting dan
tidak tergesa gesa
3.
Tingkat lambang bilangan
Anak diberi kesempatan untuk menulis lambang bilangan atas konsepkonkret
yang telah mereka pahami. Berilah kesempatan yang cukup untuk menggunakan alat konkret hingga mereka melepaskanya
sendiri
Ketiga proses tersebut sangat membantu anak dalam memahami matematika. Bahkan dapat
mencegah terjadinya ketakutan terhadap pelajaran matematika. Burns
mengumpamakan ketiga tahapan seperti sebuah kereta lengkap dengan kereta dan
kudanya. Kuda adalah konsep, gerobak adalah tugas tugas yang berupa lambang
lambang. Sehingga kuda harus berada didepan untuk bisa menarik gerobak.
Montessori menyatakan bahwa untuk anak balita untuk usai
balita, suatu permainan sederhana seperti menghitung jari kaki maupun jari
tangannya merupakan awal yang baik. manfaatkan segala sesuatu yang dilingkungan
anak, seperti menghitung tangga, jumlah botol yanga da dikantong besar tukang
susu keliling, pepohonan disepanjang blok perumahan, ataupun bunga yang sedang
kembang dihalaman. Hal ini akan merangsang kesadaran anak terhadap angka angka.
Sehingga jika angka angka dipelajari sebagai rutinitas, maka anak akan terbiasa
dengan hitung menghitung saat bermain.
Contoh kegiatan pembelajaran yang digunakan pada indikator
membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda benda) sampai
10 ialah sebagai berikut:
Guru dapat membuat sebuah media pembelajaran
yaitu berupa gambar bintang ataupun gambar yang lain, nantinya guru dapat
menempel 1-10 gambar bintang tersebut, nantinya anak dapat menghitung ada
berapa gamba yang tertempel, seperti gambar berikut ini
Setelah itu guru dapat meminta kepada anak untuk menghitung
jumlah gambar yang ada dan menulisnya didalam kota yang telah disediakan,
misalnya bintangnya berjumlah satu bauh maka anak dapat menulis angka 1 pada
kotak tersebut.
Itulah contoh bentuk
kegiatan yang dapat digunakan guru pada saat pembelajaran agar indikator membilang
dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda benda) sampai 10
dapat terpenuhi atau dapat dilakukan oleh anak dengan baik.
SUMBER BACAAN
Triharso, Agung. 2013. Permainan
Kreatif Dan Edukatif Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta : C.V Andi Offset
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar