:)

Perkenalkan Nama Saya Titin Kusayang,Saya Kuliah di Universitas Negeri Padang. Pernah Bersekolah Di SD 299/III Kumun Mudik, MTsN Model Sungai Penuh, Dan SMAN 4 Sungai Penuh. Semoga Postingan Saya Bermanfaat Untuk Anda.

Minggu, 16 Februari 2014

MEMBILANG DENGAN MENUNJUK BENDA (MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN BENDA BENDA) SAMPAI 10




Jean Piaget menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak. Artinya, belajar sebagai suatu proses menumbuhkan aktivitas baik fisik maupun psikis. selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap tahap perkembangan mental anak karena proses belajar harus keluar dari anak itu sendiri.

Anak usia TK berada pada tahap praoperasional konkret, yaitu tahap persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yang konkret dan berfikir intuitif, dimana anak mampu mempertimbangkan besar, bentuk, dan benda benda didasarkan pada interpretasi pengalamannya (presepsinya sendiri).
Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide ide/konsep konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif. Matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari hari dan bersifat ilmiah.
Pada dasarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan amtematika logis. Gardner mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagai kemampuan  penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berfikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola pola abstrak serta hubungan hubungan. Kecerdasan ini dapat diartikan juga sebagai kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya. Anak dengan kemampuan ini senang dengan rumus dan pola pola abstrak. Tidak hanya pada bilangan matematika, tetapi juga meningkat pada kegiatan yang bersifat analisis dan konseptual.
Prinsip prinsip permainan matematika anak usai dini :
1.       Permainan matematika diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung benda benda atau pengalaman peristiwa konkret yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
2.       Pengetahuan dan keterampialn pada permainan matematika diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari yang konkret ke yang abstrak, mudah kesukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks
3.       Permainan matematika akan berhasil jika anak anak diberi kesempatan berpartisipasi  dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah masalahnya sendiri.
4.       Permainan metematika membutuhkan suasana yang menyenangkan dan memebrikan rasa aman serta kebebasan bagi anak.
5.       Bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat dilingkungan sekitar anak
6.       Dalam permainan matematika anak dapat dikelompokkan sesuai dengan tahap penguasaan berhitung, yaitu tahap konsep, masa transisi, dan lambang.
7.       Proses evaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.
Kegiatan berhitung yang diberikan melalui berbagai macam permainan tentunya lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Manfaat memperkenalkan matematika pada anak usia dini  adalah menuntut anak belajar berdasarkan konsep matematika yang benar, menghindari ketakutan matematika sejak awal, dan membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain. The Prinsiple And Standards For  School Mathematics (prinsip dan standar untuk matematika sekolah), yang dikembangkan oleh kelompok pendidik dari National Council Of Teacher Of Mathematics (NMC, 2000), memaparkan harapan matematika untuk anak usia dini :
1.       Bilangan, salah satu konsep amtematika yang paling penting dipelajari anak adalah pengembangan kepekaan bilangan. Peka terhadap bilangan berarti tidak sekedar menghitung. Kepekaan bilangan mencakup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu. Ketika kepekaan terhadap bilangan anak anakberkembang, mereka menjadi semakin tertarik pada hitung menghitung. Menghitung menajdi landasan bagi pekerjaan dini anak anak dengan bilangan
2.       Aljabar, menurut NTCM (2000), Pengenalan aljabar dimulai dengan menyortir, menggolongkan, membandingkan,  dan menyusun benda benda menurut bentuk, jumlah, dan sifat sifat lain, mengenal, menggambarkan, dan memperluas pola. Semua itu memberi sumbangan kepada pemahaman anak anak tentang penggolongan
3.       Penggolongan, (klasifikasi) adalah adalah salah satu proses penting unutk mengembangkan konsep bilangan. Supaya anak mampu menggolongkan atau menyortir benda benda, mereka harus mengembangkan pengertian tentang “saling memiliki kesamaan”, “keserupaan”, dan “perbedaan”.
4.       Membandingkan, adalah proses dimana anak membangun suatu hubungan antara dua benda berdasarkan atribut tertentu.
5.       Menyusun, atau menata adalah tingkat yang lebih tinggi dari apda perbandingan benda benda yang lebih banyak, menempatkan benda benda dalam satu urutan. Kegiatan menysun dapat dilakukan didalam maupun diluar kelas.
6.       Pola pola, mengidentifikasikan dan menciptakan pola dihubungkan dengan penggolongan dan penyortiran.
7.       Geometri, membangun konsep geometri pada anak dimulai dengan mengidentifikasi bentu bentuk , menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar gambar biasa, seperti segi empat, lingkaran, segitiga.
8.       Pengukuran, ketika anak mempunyai kesempatan pengalaman pengalamanlangsung untuk mengukur, menimbang, dan membandingkan ukuran benda bend, mereka belajar kosnep pengukuran.
9.       Analsis data dan probabilitas, percobaan dengan pengukuran, penggolongan, dan penyortiran merupakan dasar untuk memahami probabilitas dan analisis data. Ini berarti anak mengemukakan pertanyaan, mengumpulkan informasi tentang dirinyadan lingkungan mereka, dan menyampaikan informasi ini secara hidup.
Belajar  huruf dan angka merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi keberhasilan anak dimasa yng akan datang. Burns dalam bukunya Math Solution dan Baratta Lorton dalam bukunya Math Teir Way keduanya mendasarkan pada teori Piaget yang menunjukkan bagaimana konsep matematika terbentuk pada anak. Burns mengatakan kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan maulai dari usia 3 tahun adalah kelompok bilangan (aritmatika, berhitung), pola dan fungsinya, geometri, ukuran ukuran, grafik, estimasi, probabilitas, pemecahan masalah.
Penguasaan masing maing kelompok melalui tiga tahap, yaitu :
1.       Tingkat pemahaman konsep
Anak akan memahami konsep melalui pengalaman bekerja/bermain dengan benda konkret.
2.       Tingkat menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan
Setelah konsep dipahami oleh anak, guru mengenalkan  lambang konsep. Kerjasama hubungan antara konsep konkret dan lambang blangan menajdi tugas guru yang sangat penting dan tidak tergesa gesa
3.       Tingkat lambang bilangan
Anak diberi kesempatan untuk menulis lambang bilangan atas konsepkonkret yang telah mereka pahami. Berilah kesempatan yang cukup untuk menggunakan  alat konkret hingga mereka melepaskanya sendiri
Ketiga proses tersebut sangat membantu  anak dalam memahami matematika. Bahkan dapat mencegah terjadinya ketakutan terhadap pelajaran matematika. Burns mengumpamakan ketiga tahapan seperti sebuah kereta lengkap dengan kereta dan kudanya. Kuda adalah konsep, gerobak adalah tugas tugas yang berupa lambang lambang. Sehingga kuda harus berada didepan untuk bisa menarik gerobak.
Montessori menyatakan bahwa untuk anak balita untuk usai balita, suatu permainan sederhana seperti menghitung jari kaki maupun jari tangannya merupakan awal yang baik. manfaatkan segala sesuatu yang dilingkungan anak, seperti menghitung tangga, jumlah botol yanga da dikantong besar tukang susu keliling, pepohonan disepanjang blok perumahan, ataupun bunga yang sedang kembang dihalaman. Hal ini akan merangsang kesadaran anak terhadap angka angka. Sehingga jika angka angka dipelajari sebagai rutinitas, maka anak akan terbiasa dengan hitung menghitung saat bermain.
Contoh kegiatan pembelajaran yang digunakan pada indikator membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda benda) sampai 10 ialah sebagai berikut:
Guru dapat membuat sebuah media pembelajaran yaitu berupa gambar bintang ataupun gambar yang lain, nantinya guru dapat menempel 1-10 gambar bintang tersebut, nantinya anak dapat menghitung ada berapa gamba yang tertempel, seperti gambar berikut ini
                                                  










                                                                                               




Setelah itu guru dapat meminta kepada anak untuk menghitung jumlah gambar yang ada dan menulisnya didalam kota yang telah disediakan, misalnya bintangnya berjumlah satu bauh maka anak dapat menulis angka 1 pada kotak tersebut.
Itulah contoh  bentuk kegiatan yang dapat digunakan guru pada saat pembelajaran agar indikator membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda benda) sampai 10 dapat terpenuhi atau dapat dilakukan oleh anak dengan baik.






















SUMBER BACAAN
Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif Dan Edukatif Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta : C.V Andi Offset
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Tidak ada komentar:

Posting Komentar