:)

Perkenalkan Nama Saya Titin Kusayang,Saya Kuliah di Universitas Negeri Padang. Pernah Bersekolah Di SD 299/III Kumun Mudik, MTsN Model Sungai Penuh, Dan SMAN 4 Sungai Penuh. Semoga Postingan Saya Bermanfaat Untuk Anda.

Minggu, 16 Februari 2014

PERANAN GURU DALAM KEGIATAN BERMAIN DI TAMAN KANAK-KANAK

A.    Bermain di taman kanak-kanak
Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi anak-anak khususnya anak usia dini. Bermain merupakan upaya bagi anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan serta cara anak menjelajah lingkungannya. Bermain juga membantu anak dalam menjalin hubungan sosial antar anak. Bermain itu menyenangkan karena ketikan bermain anak-anak bisa bebas mengekspresikan ide-idenya, imajinasinya dan perasaannya yang terkadang tidak selaras dengan kenyataan yang sebenarnya.

Kegiatan bermain ditaman kanak-kanak dapat di lakukan di dalam dan di luar ruangan.
1)      Bermain di dalam ruangan
Bermain di dalam ruangan biasanya sedikit lebih tenang, ruang di dalam sebaiknya di rancang dan di tata sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan apabila terjadi kegiatan tersebut berlangsung bersamaan diusahakan tidak saling menganggu. Contoh kegiatan bermain didalam ruangan di antaranya:
a)      Kegiatan bermain balok
Balok-balok kayu atau plastik merupakan alat permainan yang sangat sesuai sebagai alat untuk membuat berbagai konstruksi. Berrmain dengan balok sangat berharga. Melalui bermain dengan balok anak-anak mendapat kesempatan untuk melatih kerjasama mata, tangan dan koordinasi fisik. Peran guru dalam kegiatan ini adalah memperkenalkan balok-balok dengan meletakkan atau menyimpannya sedemikian rupa. Anak-anak harus membiasakan diri menyimpan kembali balok-balok setelah selesai menggunakannya. Anak juga harus berbagi dengan anak lain saat mereka bermain dengan balok.

b)      Kegiatan bermain dramatik
Dalam bermain dramatik anak berpura-pura menjadi orang lain atau menggunakan benda tetapi tidak sebagai fungsi sebenarnya. Bermain dramatik banyak menggunakan fantasi apabila berhubungan dengan orang yang disekitarnya dan berhubungan dengan apa yang pernah dilihatnya dari masyarakat sekelilingnya yang biasanya dengan bermain sosiodrama. Sebaiknya setiap TK mempunyai pusat bermain dramatik.

c)      Bermain dengan menggunakan meja
Kegiatan bermain ini disebut kegiatan meja(table activities). Materi yang dimainkan dalam kegiatan ini untuk mengembangkan motorik halus dan koordinasi mata, dan tangan. Materi pada kegiatan meja antara lain puzzle, tangga silinder dan kubus, menara gelang, lasy, games(halma, ular tangga, domino, monopoli dan lain-lain) dan materi yang bersifat akademik seperti melipat, mewarnai, menggunakan pensil, dan kertas.

2)      Bermain di laur ruangan
Bermain di luar ruangan lebih banyak menimbulkan suara dan membutuhkan kekuatan dan lebih bersemangat dalam arti fisik. Bermain di luar membutuhkan lebih banyak ruang dimana anak dapat berlari, melompat, bersepeda dan kegaitann lainnya. Guru menyadari bahwa kegaiatan di luar ruang tidak hanya untuk mengembangakan motorik kasar saja. Alat-alat bermain diluar ruangan sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan anak. Penting untuk diperhatikan bahwa kegiatan bermain diluar bukan semata-mata agar dapat melampiaskan energinya.

B.     Manfaat bermain di sekolah
Bermain disekolah dapat membantu perkembangan anak apabila cukup diberikan waktu, ruang, materi dan kegiatan. Anak-anak membutuhkan waktu tertentu untuk dapat mengembangkan keterampilantertentu ketika melakukan permainan. Tersedianya ruangan dan materi yang cukup memberi kesempatan pada anak untuk aktif dan produktif melakukan kegiatan bermain.
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh seorang anak melalui bermainantara lain (Zaviera, 2008):
1.      Aspek fisik, dengan mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakan – gerakan tubuh, akan membuat tubuh anak menjadi sehat.
2.      Aspek perkembangan motor kasar dan halus, hal ini untuk meningkatkan ketrampilan anak.
3.      Aspek sosial, anak belajar berpisah dengan ibu dan pengasuh. Anak belajar menjalin hubungan dengan teman sebaya, belajar berbagi hak, mempertahankan hubungan, perkembangan bahasa, dan bermain peran sosial.
4.      Aspek bahasa, anak akan memperoleh kesempatan yang luas untuk berani bicara. Hal ini penting bagi kemampuan anak dalam berkomunikasi dan memperluas pergaulannya.
5.      Aspek emosi dan kepribadian. Melalui bermain, anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya. Dengan bermain berkelompok, anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan yang dimiliki sehingga dapat membantu perbentukan konsep diri yang positif, mempunyai rasa percaya diri dan harga diri.
6.      Aspek kognisi. Pengetahuan yang didapat akan bertambah luas dan daya nalar juga bertambah luas, dengan mempunyai kreativitas, kemampuan berbahasa, dan peningkatan daya ingat anak
7.      Aspek ketajaman panca indra. Dengan bermain, anak dapat lebih peka pada hal – hal yang berlangsung dilingkungan sekitarnya.
8.      Aspek perkembangan kreativitas. kegiatan ini menyangkut kemampuan melihat sebanyak mungkin alternatif jawaban. Kemampuan divergen ini yang mendasari kemampuan kreativitas seseorang.
9.      Terapi. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengubah emosi negative menjadi positif dan lebih menyenangkan

C.     Peran guru dalam kegiatan bermain di Taman Kanak-Kanak
Peran guru dalam kegiatan bermain di Taman Kanak Kanak adalah sebagai berikut :
1)      Guru sebagai Perencana
Guru harus merencanakan suatu pengalaman baru agar anak didik terdorong untuk mengembangkan minat dan kemampuannya. Perencanaan yang harus disusun guru adalah sebagai berikut :
a)      Tujuan / sasaran yang ingin dicapai
b)      Bentuk kegiatan bermain yang akan dilakukan.
c)      Alat dan bahan yang diperlukan (jenis dan jumlah)
d)     Tempat kegiatan tersebut akan dilakukan(indoor atau outdoor)
e)      Alokasi waktu, berapa lama waktu yang untuk kegiatan bermain
f)       Penilaian dan evaluasi untuk mengetahui pencapaian tujuan / sasaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
Guru harus merencanakan hal-hal tersebut minimal satu hari sebelum kegiatan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan bermain ini terpadu atau terintegrasi dengan kegiatan belajar rutin.  
2)      Guru sebagai Fasilitator
Artinya guru harus mampu memfasilitasi seluruh kebutuhan anak pada saat kegiatan bermain dan belajar berlangsung. Guru berperan dengan aktif, kreatif, dan dinamis.

3)      Guru sebagai Pengamat
Guru harus mengobservasi / mengamati hal-hal sebagai berikut :
a)      Bagaimana anak berinteraksi dengan anak lain dengan benda / mainan disekitar?
b)      Berapa lama seseorang anak melakukan suatu permainan?
c)      Berapa lama seorang anak melakukan suatu permainan?
d)     Adakah anak-anak yang mengalami kesulitan dalam bermain atau bergaul dengan teman sebayanya sehingga dapat memberi bantuan jika diperlukan?
e)      Apakah ada anak yang mengganggu / terganggu ketika bermain sedang berlangsung.

4)      Guru sebagai Model
Anak usia taman kanak-kanak adalah masa meniru. Oleh karena itu sebagian besar permainan di TK dilaksanakan melaui peniruan/imitasi. Pada masa ini anak akan menirukan segala tindak tanduk guru disekolah. Guru yang menghargai bermain akan selalu berusaha menjadi model atau panutan dalam kegiatan bermain bagi anak didiknya. Guru akan selalu berusaha mencari kesempatan untuk bergabung dalam kegiatan bermain anaklalu mencoba melakukan hal yang di lakukan oleh anak.

5)      Guru sebagai motivator
Guru sebagai motivator artinya guru harus dapat menjadi pendorong bagi anak untuk melakukan kegiatan bermain. Guru mendorong anak lebih akktif ketika bermain mendorong anak untuk melakukan eksplorasi, dan melakukan kegiatan untuk mendapatkan penemuan-penemuan  dan mendorong anak untuk menyalurkan rasa ingin tahu dan mencari atas`jawaban tersebut

6)      Guru sebagai teman
Selain sebagai pendidik guru juga harus dapat berperan sebagai teman atau sahabat bagi anak dalam bermain. Dalam hal ini guru bertindak sebagai coplayer artinya guru mempunyai peran yang setara bagi anak. Guru menempatkan diri sebagai teman yang baik sehingga situasi bermain dan belajar menjadi akrab serta penuh kesenangan dan kegembiraan. Guru sebagai teman/sahabat berarti guru harus bersedia terjun berpartisipasi bermain bersama anak-anak berbaur dalam kegiatan yang dilakukan anak-anak. Di sini guru jangan selalu memberikan instruksi tetapi mengikuti aturan yang di buat anak.

D.    Peran Guru Dalam Memilih dan Menetukan Alat Permainan
Memilih alat permainan untuk anak-anak dapat dikatakan “gampang-gampang susuah. Hal yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan alat permainan sebagai berikut:
1)      Mainan yang siap pakai begitu banyak pilihan yang ditawarkan. Guru harus pandai memilih dan selektif serta mempertimbangkan tahapan perkembangan anak secara keseluruhan
2)      Guru harus jeli memilih alat dan bahan yang tepat untuk suatu kegiatan bermain sehingga penggunannya dapat efektif dan efesien
3)      Guru perlu memikirkan alat permainan yang bervariasi
4)      Guru juga harus mempertimbangkan alat permainan yang dapat digunakan didalam atau diluar ruangan dan menggunakannya secara bervariasi sehingga kemampuan anak berkembang secara optimal
5)      Memilihkan alat permainan yang bersifat mendidik sehingga membantu anak untuk mengembangkan kemampuan anak
6)      Memilih alat permainan yang tepat yang dapat mendorong anak menyalurkan ide-idenya, fantasinya serta dapat berekspresi
7)      Alat permainan tidak harus dibeli tetapi bisa diperoleh dari lingkungan sekitar atau membuatnya sendiri. Anak akan lebih baik dilibatkan (berpartisipasi) dalam membuat alat permainan yang akan digunakan
8)      Guru perlu memperkenalkan permainan tradisional sehingga anak mengenal seni dan budaya bangsa yang beraneka ragam. Seperti congklak, bola bekel, dan lain-lain.

E.     Peran guru dalam meyediakan aktifitas kreatif yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak
Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda. Guru harus memperhatikan perbedaan tersebut agar dapat memberikan dan meyediakan kesempatan pada anak untuk dapat mengembangkan diri secara optimal.
F.      Panduan untuk guru dalam beberapa kegiatan bermain
a)      Hal yang harus diperhatikan dalam Bermain drama
·           Pilih ide yang sederhana dan dekat dengan kehidupan dan pengalaman anak
·           Jangan memberikan tema pengalaman yang sudah terlalu lama untuk kegiatan bermain drama
·           Bantu anak mengingat kembali mengingat pengalamannya sebelum memberikan penjelasan kegiatan yang di lakukan
·           Mengatur panggung dengan sederhana dan peralatan yang sesungguhnya yang masih bagus
·           Upayakan alur cerita sesuai dengan rencana jika tidak mungkin prinsip fleksibelitas tetap dapat di gunakan
·           Ketika permainan berlangsung kurangi keterlibatan guru

b)      Hal yang diperhatiakn dalam Kegiatan bermain gerakan
·           Guru menjelaskan permainan pada anak
·           Beri nama/judul pada setiap kegiatan yang di lakukan dengan kata-kata yang sesuai dengan tahap perkembangan anak
·           Siapkan semua perlengkapan sebelum kegiatan bermain di mulai
·           Minta anak untuk antri menunggu giliran dan bergantian jika permainannya menggunakan alat
·           Bila perlu beri contoh gerakan untuk mencegah kesalahan gerakan
·           Berikan waktu anak-anak untuk praktik dan kreatif

c)      Hal yang harus diperhatikan dalam Bermain dengan musik
·           Berikan pilihan musik yang bervariasi
·           Gunakan musik untuk melakukan aktifitas
·           Susunlah jadwal kegiatan dengan musik dengan hati agar anak dapat berkonsentrasi dengan baik
·           Gunakan aktifitas dengan musik sebagai sarana untuk berbagi pengalaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar