:)

Perkenalkan Nama Saya Titin Kusayang,Saya Kuliah di Universitas Negeri Padang. Pernah Bersekolah Di SD 299/III Kumun Mudik, MTsN Model Sungai Penuh, Dan SMAN 4 Sungai Penuh. Semoga Postingan Saya Bermanfaat Untuk Anda.

Jumat, 16 November 2012

makalah pngembangan pembelajaran sains pada anak usia dini

A.      Organisasi kelas untuk pembelajaran sains pada anak usia dini
Menurut Holton (1992) dalam pengembangan pembelajaran sains, khususnya  yang menggunakan strategi berbasis discovery inkuiri adalah :

1.       Distribusi material pembelajaran
Prinsipnya adalah guru harus dapat membagi material yang dibutuhkan untuk anak secara adil, memadai dan memungkinkan kegiatan pembelajaran sains berlangsung secara optimal.  Para pengajar harus memahami karakteristik dari setiap material pembelajaran yang digunakan, baik dari sisi kualitas, kuantitas maupun daya jangkaunya terhadap sasaran belajar. Guru harus mengetahui mana material yang hanya dapat digunakan oleh satu orang saja, mana material yang dapat digunakan oleh dua atau tiga orang, serta mana material yang dapat digunakan secara klasikal. Kemampuan mengenal karakteristik dari setiap material sains, akan memudahkan dalam menyeleksi, memproduksi sekaligus mendistribusikannya untuk kepentingan anak dalam pembelajaran sains. Dengan demikian paket paket material dapat dimanfaatkan dan dimanipulasi oleh anak secara lebih bermakna, mendalam, dan komprehensif. Efeknya adalah dampak pembelajaran sains dapat mncapai level yang cukup tinggi.  Dengan memperhatikan manajemen distribusi material, hal hal yang  akan mengganggu konduktifitas pembelajaran dapat dieliminasi dan dihindarkan, diantaranya :
a.       Kebiasaan anak bergerombol pada obyek sains tertentu saja, sehingga meninggalkan objek sains lainnya : yang seharusnya mereka observasi dan pelajari dapat ditekan seminimal mungkin.
b.      Kebiasaan berebut material pembelajaran, yang lazimnya dilakukan oleh anak-anak, pada saat pembagiannya akan dapat diatasi disamping dapat menekan berbagai kebiasaan buruk yang berada pada anak, dengan diterapkannya manejemen distribusi material yang baik, akan berimplikasi positif pada pembentukan prilaku, yaitu anak akan menjadi pribadi yang tertib, jujur, bersyukur dan selalu berbuat optimal dengan segala yang ada di lingkungannya

2.       Penyediaan area atau arena pembelajaran anak
Factor penyediaan area atau arena bekerja anak dalam mempelajari dan mengeksporasi sains, merupakan unsure kunci demi suksesnya aktivitas sains dalam pembelajaran. Syarat mutlak ruang kelas untuk pembelajaran atau ruang kerja sains untuk aktivitas anak adalah harus memadai, akan mengganggu dan menghalangi dinamika anak dalam memperolehan pengalaman belajar sains yang diikutinya. Dengan demikian harus diupayakan agar setiap kelompok belajar sains mendapat lahan dan arena yang sesuai dengan topic sains yang sedang dikembangkan saat itu. Jika memang, terdapat masalah; misalnya ruang yang tersedia kecil, maka guru harus lekas-lekas mencari lain yang dianngap tepat.
Terkait dengan penyedian arena uktuk aktifitas sains, terdapat beberapa hal lain yang harus diperhatikan; diantaranya :
a.       Aktivitas sains yang disediakan guru harus memungkinkan terjadinya interaksi antar group. Jadi, jika akan dilakukan pemisahan arena, harus dipikirkan bagaimana mereka dapat melakukan komunikasi antar group seperti yang diharapkan tersebut.
b.      Meski guru memberikan kesempatan berkomunikasi antar kelompok anak yang sedang mempelajari sains, tetapi guru harus dapat mengkondisikan kelas agar jangan sampai terjado kontrak antar group yang sifatnya tidak perlu. Jadi hindarilah komunikasi antar kelompok yang tidak prokduktif.
c.       Karena pada umumnya kelas yang ada cenderung dalam format tradisional, tugas guru yang utama dalam pengelolaan kelas adalah menemukan cara bagaimana memamfaatkan kelas tradisional tersebut menjadi kelas yang optimal dalam pembelajaran sains yang dilakukan dan dibawah bimbingannya itu.
d.      Terkait dengan sarana penunjang kelas, seperti bangku, meja dan membelajar lainnya ; hendaklah dikembangkan peralatan yang bersifat fleksibel-moveable-memindahkannya.

3.       Pemberian petunjuk bekerja atau belajar.
Factor berikutnya yang harus sangat diperhatikan agar aktifitas sains berlansung secara optimal dan dinamis, adalah kemampuan guru dalam memberikan penjelasan atau petunjuk kerja yang benar, jelas dan dimengerti oleh setiap anak sebagai peserta belajar sains. Sebab masalah-masalah pembelajaran akan muncul, jika anak-anak tidak memahami harapan guru dan tuntutan tujuan dan aktifitas yang akan dan harus dilaksanakannya. Proses pembelajaran mungkin akan menjadi kacau, dan aktifitas anak menjadi tidak optimal. Untuk itu terkait dengan bagaimana guru memberikan petunjuk belajar pada anak, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan; diantaranya :
a.       Sampaikanlah harapan-harapan dari pembelajaran sains yang akan dilaksanakan dengan kalimat dan penjelasan yang sederhana , mungkin juga beberapa bagian diucapkan berulangkali, pokoknya hingga anak merasa jelas.
b.      Untuk membantu memberikan penjelasan agar lebih dipahami anak, cobalah dilengkapi dengan alat bantu, baik berupa prosedur maupun material yang bersifat familiar dimata anak.
c.       Gunakanlah beberapa menit untuk mencontohkan penggunaan beberapa material yang akan digunakan anak dalam pembelajaran sains, seperti: bagaimana menggunakan penggaris, menggunakan thermometer, dan sebagaimnanya.

4.       Mengatasi kejenuhan belajar
Bagian yang tak kalah pentingnya, yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pengelolaan kelas sains adalah bagaimana para guru mencari suatu cara untuk mengatasi kejenuhan anak dalam mengikuti pembelajaran sains. Mengapa hal ini ditekankan, karena dalam pembelajaran bidang pengembangan apapun, termasuk pembelajaran sains akan memungkinkan anak menjadi jenuh. Abruscato (1992 ), menyatakan kunci utama untuk menghindarinya sesungguhnya dari saat pengembangan perencanaan, jika perencanaan dikemas secara hati-hati, usahakan bervariasi dan menuangkan unsure-unsur yang bersifat kreatif; sehingga pada saat perancanaan itu diaplikasikan anak-anak merasa senang menerimanya, bahkan perencanaan itu secara konsisten oleh guru dikemas secara kreatif dan variatif; sangat dimungkinkan anak menunggu-nunggu kegiatan sains yang akan dilaksanakannya.
Dengan memperhatikan uraian diatas, pembelajaran sains yang efektif dapat dicapai. Wragg (1997), menyebutkan cirri-cirinya :
Pertama : pembelajaran sains tersebut memudahkan anak mempelajari sesuatunya, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup sesuai dengan sesame atau sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan.
Kedua : keterampilan yang digunakan dan yang melekat pada anak diakui aleh mereka yang berkompeten menilai: seperti guru, pelatih, pengarah, tutor atau kepala sekolah dan penilik; bahkan murid itu sendiri.
Pembelajaran yang bernilai  edukatif yaitu kegiatan yang dapat menimbulkan  gairah balajar anak.  Salah satu alat  yang dapat digunakan yaitu dengan menyediakan  berbagai variasi  penguatan dan penghargaan  sehingga kemajuan dan motivasi anak makin meningkat. Hindrilah  hukuman seminimal mungkin . Berbagai  penguatan dan penghagaan dapat dilakukan melalui ucapan, gerakan, atau menunjukan peran positif pada anak.
Kesimpulan dari uraian tentang organisasi kelas sains, hendaklah kelas atau tempat anak mempelajari sains (dimanapun lokasinya) dipersiapkan sebagai tempat yang mengasyikkan bagi setiap anak, sehingga mereka akn betah dalam bercengkrama dengan sains yang sedang dipelajarinya.
B.      Mengembangkan penilaian pembelajaran sains untuk anak
Evaluasi sains adalah proses penulusuran dan penentuan tingkat keberhasilan pembelajaran sains, sehingga diketahui upaya-upaya selanjutnya, baik tindakan perbaikan, pengayaan maupun pengembangan lainnya.
Kegiatan evaluasi merupakan suatu kesempatan untuk mereflaksikan pengalaman anak serta sebagai alat  untuk mengetahui kemajuan proses maupun hasil belajar anak yang dicapai oleh anak. Jika tujuan evaluasi itu dilihat dari sisi implikasi dan konsekuensi yang lebih jauh, maka tujuan penilaian tersebut adalah untuk merencanakan kurikulum pengembangan anak, meningkatkan perkembangan kemampuan anak selanjutnya, serta keberhasilan belajar anak dikelas, baik pada dimensi individu, kelompok, maupun klasikal. Dengan demikian kedudukan perkembangan dan kemajuan anak serta langkah langkah tindak lanjutnya dapat diketahui secara baik melalui serangkaian kegiatan evaluasi yang dilaksanakan.
Dari penjelasan tersebut dapat diuraikan tujuan dan fungsi evaluasi dalam pembelajarans ains, diantaranya :
1.       Memberikan umpan balik terhadap program pembelajaran sains yang dikembangkan, sehingga diketahui tingkat keberhasilan dan kegagalan. Jika berhasil dilanjutkan dan bila gagal diperbaiki.
2.       Menentukan tingakt kematangan dan kemajuan perkembangan anak dalam kegiatan sains, baik terkait dengan dimensi produk, dimensi proses maupun dimensi sikap sains.
3.       Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menempatkan naka dalam kegiatan sains yang lebih sesuai dengan minat dan kemampuannya yang memungkinkan anak dapat mencapai kemampuan secara optimal dalam pembelajaran sains.
4.       Untuk mengetahui latar belakang kesulitan belajar anak selama mengikuti program pembelajaran sains.
5.       Memberikan informasi kepada orang tua/wali tentang kemajuan dan kemampuan sains yang  telah dan belum dikuasai anaknya.
6.       Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang memerlukan dalam memberikan pembinaan selanjutnya.
                Terdapat beberapa jenis dan cara melakukan evaluasi pembelajaran sains pada anak usia dini, diantaranya, melalui :
a.       Observasi atau pengamatan
Observasi adalah cara pengumpulan data penilaian yang pengisisannya berdasarkan pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Agar data perkemabnagn anak selama mengikuti program sains dapat diperoleh secara rinci dan akurat, serta tidak ada bagian yang telewatkan, maka sebaiknya guru menggunakan pedoman observasi yang tepat.

b.      Catatan anekdot
Catatan anekdot atau anecdotal record merupakan kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak yang khusus, baik yang positif maupun yang negative. Kedua perilaku tersebut apabila muncul pada anak saat mengikuti program sains, harus dicata oleh para guru sains. Hal itu akan sangat berguna bagi pembinaan anak, dan penentuan keputusan serta layanan khusus lainnya.

c.       Percakapan atau interview
Percakapan adalah metode penilaian yang dilakukan melalui bercakap cakap atau wawancara antara anak dengan guru baik didalam kelas maupun diluar kelas. Percakapan dangant berguna untuk menggali secara langsung tentang apa yang sedang dirasakan, dipikiran dan diinginkan anak. Dari percakapan kita akan dapat memperoleh gambaran tentang minat, motivasi dan kebutuhan kebutuhan anak dalam program sains. Pada saat melakukan percakapan sebaiknya guru sains selalu memegang daftar cek perkembangan anak, sehingga  segala hasilnya tedokumentasikan. Daftar cek yang diperlukan dalam rangka program sains dapat dilihat pada lampiran.

d.      Pemberian tugas
Pemberian tugas adalh suatu metode dimana guru dapat emmberikannya setelah melihat hasil kerja anak. Pemberian tugas dalam kegiatan sains pada anak dapat dilakukan secara kelompok, berpasangan atau individual sehingga hasil pemberian tugas dapat berupa satu hasil karya kelompok, sepasang atau seorang anak. Yang terpenting dalam pemberian tugas pada aktivitas sains yang harus dinilai bukan hasilnya, guru harus menilai bagaimana proses sains dilaksanakan oleh anak.
             Dari sejumlah cara evaluasi sains yang dapat dilakukan guru diatas, akan menjadi semakin bermakna dan fungsional bagi guru apabila dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip berikut :
a.      Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada prinsip perkembangan bukan pada prestasi, jadi evaluasi kemajuan sains setiap anak tidak dibandingkan secara formal dengan anak lainnya, karena memang setiap anak analah berbeda.
b.      Kegiatan evaluasi sains hendaklah selalu dilaksanakan pada saat anak dalam kegiatan. Disanalah saat tepat anda mengetahui apa yang dilakukan, apa yang diselesaiakan, apa yang dipikirkan bahkan termasuk apa yang dikhayalkan anak terkait dengan kegiatan sains yang sedang dilaksanakan
c.       Lakukanlah evaluasi dengan cara alamiah atau naturalistic, sehingga meskipun anada melakukan evaluasi pada saat anak sedang melakukan kegiatan, tetapi anak tidak merasa terganggu. Tidak perlu anda mengumumkan pada aak bahwa anada akan dan sedang mengevaluasi. Kesadaran itu hanya ada pada guru sains yang sedang menilai saja.
d.      Lakukanlah penandaan, pencatatan dan reportase secara segera terhadap segala perilaku yang muncul pada anak pada saat mengikuti kegiatan sains. Guru yang memahami arti penting evaluasi pada anak usia dini, akan selalu menyelipkan beberapa lembar kertas disakunya serta sebuah alat tulis yang dapat digunakan setiap saat diperlukan. Dengan demikian perilaku penting yang terjadi pada anak dapat segera dicatat dan tidak terlewatkan untuk didokumentasi. Ingatlah karakteristik anak usia dini yang spontan , mudah beralih, dan dinamis, sehingga kesempatan berperilaku kadang kadang hanya sekali saja.

C.        Kriteria kualitas guru untuk pembelajaran sains
Like wilarjo (1988), menyatakan untuk menjadi guru sains yang baik yang terpenting adalah menjadi ilmuwan terlebih dahulu. Ilmuwan dapat mempelajari cara untuk membelajarkan sains, sehingga menajdi pengajar sains, sedangkan menurut R. rohandi  (1988), anjuran bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran sains adalah menempatkan aktivitas nyata anak dengan berbagai objek yang dipelajari yang merupakan hal utama untuk dapat dikembangkan. Berbagai kesempatan harus diberikan kepada anak untuk bersentuhan langsung denagn objek yang akan atau yang sedang dipelajarinya. Dengan pembelajaran yangs eperti itulah anak sedang bergelut belajar mengenai apa yang dinamakan sains.
Secara lebih rinci peran guru sains pada pengembangana program  pembelajran sains bagi anak usia dini diantaranya :
1.       Guru sebagai perencana
Perencana artinya menentukan alternative alternative yang terkait dengan kebutuhan program sains. Dalam pelaksaannya ia dapt sendiri degan tim atau bahkan bersama anak. Bahkan mampu merencanakan kegiatan bersama aau melibatkan anak, program sains akan lebih bermaksna dari sudut pandang anak. Karena mereka akan lebih meningkat gairahnya dalam menggali sains yang merupakan refleksi dari komitmen anak yang dilibatkan oleh guru. Walaupun terdapat beberapa teknis khusus dalam menjaring keinginan anak, tetapi jika kita mampu menjalin kedekatan dengan anak, maka semuanya dapat dilakukan dengan lancar.

2.       Guru sebagai inisiator
Dalam kegiatan sains kita sering melihat ada anak yang mendapatkan kebutuhan dalam menindaklanjuti atau memulai kegiatan. Jika terjadi seperti itu, guru dapat masuk sebagi pembuka gagasan atau inisiatif. Tetapi jangan sampai mengambil alih inisiatif anak. terutama kegiatan yang sedang dilakukan anak dengan penuh konsentrasi. Jika anda dapat membuka dengan angka satu maka jangan ditambahkan dengan angka dua, biarkan anak melakukan eksplorasi dan melakukan pencarian selanjutnya.

3.       Guru sebagai fasilitator
Guru punya kewajiban member kemudahan dan keleluasaan terhadap anak untuk melakukan sains. Ciptakan suasana kondusif, penuhi kebutuhan alat dan bahan, serta sediakan waktu yang cukup utnuk beraktivitas bagi anak. Jika itu dilakukan, berarti anda sudah menjadi guru sains yang mengerti tentang kebutuhan anak.

4.       Guru sebagai observer
Mengamati aktivitas anak, dapat berupa pengamatan intensitas maupun kesulitan anak sehingga diketahui saat yang tepat anda dalam memberikan bantuan belajar sains pada anak.

5.       Guru sebagai elaborator
Mengajukan beberapa pertanyaan yang merangsang anak sehingga dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran sains yang dilakukan semua anak.

6.       Guru sebagai motivator
Mendukung, mendorong, dan member penguatan terhadap kegiatan pembelajaran sains anak. Tetapi ingat pemberian motivasi janganlah sampai dipaksakan, karena akibatnya bukan mendorong anak tetapi malah merusak kegiatan sains anak. Lakukanlah motivasi secara wajar dan luwes.

7.       Guru sebagai antisivator
Memprediksi factor factor yang diduga akan berpngaruh pada anak, terutama yang akan mencelakakan anak. Jika kegiatan banyak melibatkan alat dan bahan yang mudah melukai, maka sebaiknya  dilakukan penyampaian tata tertib dan tata cara pemakaian yang benar. Jangan sampai  gelas ukuran jatuh, pecah dan melukai anak. Kejelian guru dalam mengamati berbagai kemungkinan, akan meningkatkan kenyamanan dan keamanan dalam kegiatan sains anak.

8.       Guru sebagai model
Biasanya terdapat beberapa kegiatan sains yang masing masing bagi anak, terutama yang terkait dengan penggunaan alat alat sains yang bersifat formal, seperti thermometer. Guru sebagai model dapat menunjukkan cara, sikap, dan ketekunan terkait dengan penggunaan perangkat sains tersebut.

9.       Guru sebagai evaluator
Peran sebagai evaluator secara umum sama sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.  Tetapi inti peran guru sebagaievaluator dalam kegiatan sains anak adalah melakukan pengamatan yang benar dan tepat, melakukan pencatatan secara akurat, serta berupaya membuat laporan yang sesuai dengan perkembangan anak yang sesungguhnya.

10.   Guru sebagai teman bereksplorasi bersama anak
Anak akan senang bila gurunya juga aktif dalam kegiatan, bukan penonton.  Bahkan anak anak jaug menerima kehadiran guru, apabila gurulah yang berusaha memahami perilaku anak, jangan anak yang dituntut untuk memahami perilaku guru.

11.   Guru sebagai promator agar anak menjadi pembelahjar sejati
Selalu mendorong dan memberikan kesempatan untuk anak agar rajin dan giat membaca, karena buku merupakan sumber sains yang sangatkaya. Mendorong agar  anak rajin menelaah sendiri, mencari keterangan serta pandangan baru melalui bahab pustaka maupun melalui bertanya pada pihak lain.
Bagi anak yang dianggap sudah dapat membaca dan menulis, sarankan unutk membuat catatan dari setiap hasil bacaan dan pengamatannya serta jadikanlah isi catatan tersebut sebagai bahan diskusi dalam pembelajaran sains yang diikutinya.






BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Kita sebagai guru harus mampu kreatif mengemas dan menyajikan pembelajaran sains kepada anak dengan cara yang menyenangkan bagi anak dengan mengorganisasikan kelas/menata kelas dengan baik. Selain itu kita juga harus melakukan penilaian dalam pembelajaran sains anak supaya kita dapat mengetahui apakah anak sudah mampu memecahkan persoalan sains yang dipelajarinya atau belum.  Pengorganisasi kelas dan penilaian pembelajaran sains sangat penting dilakukan agar pembelajaran sains dapat dengan mudah diterima anak sehingga berguna bagi kehidupan anak pada tahap perkembangan berikutnya , ciptakan  kelas yang berorintasi dengan kebutuhan anak,minat dan bakat anak itu sendiri. Guru janganlah sekali-kali terlalu memaksa anak untuk melakukan pembelajaran sains yang belum bisa dipahami anak atau pembelajaran sains yang terlalu rumit, biarkanlah anak mencari sendiri dan guru hanya membimbing dan membantu menemukannya.

3.2     Saran
Sebagian besar pembelajaran sains pada pendidikan anak usia dini belum maksimal dilakukan. Karena itu diperlukan kontribusi pemikiran kebijakan pihak-pihak terkait yang berwenang dengan pengembangan pembelajaran sains pada pendidikan anak usia dini.  Kita sebagai mahasiswa yang telah mempelajari dan memahami pembelajaran sains bagi anak usia dini hendaklah menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak ditempat kerja kita nantinya, selain itu kita juga bisa  memberikan pengetahuan kita kepada guru guru TK yang belum mengetahuinya.



Daftar Pustaka
Nugraha, Drs Ali. 2005. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini. Jakarta
Suyanto, Drs Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar