1. jelaskan hakekat Anak Usia Dini
ditinjau dari perkembangan biologis dan psikologi !
jawab
1)
perkembangan anak ditinjau dari segi biologis
a.
Perkembangan prenatal (sebelum lahir)
1)
Perkembangan sel syaraf otak
Perkembangan
organ tubuh yang sangat pesat saat prenatal ialah perkembangan otak. Sel sel
syarafotak terbentuk sejak usia kehamilan 3 bulan pertama. Oleh karena saat
bayi usia sekitar 2-3 bulan, ukuran kepala jauh lebih besar dari organ lainnya.
2)
Perkembangan kecerdasan
Secara biologis
kecerdasan sangat dipengaruhi oleh kinerja otak. Kemampuan kinerja otak sangat
ditentukan oleh jumlah sel syaraf dan jumlah hubungan antar sel syaraf otak.
Hasil penelitian menunjukkna anak anak yang cerdas memiliki jumlah sel syaraf
otak dan jumlah hubungan antar sel syaraf otak lebih banyak
Pertumbuhan dan
perkembangan sel syaraf otak saat prenatal, selain dipengaruhi oleh faktor
genetis, juga dipengaruhi oleh makanan bergizi dan seimbang diperlukan tubuh
agar sel syara daat tumbuh secara optimal. Berbagai jenis makanan yang
mengandung asam lemak Omega-3 diyakini berperan penting dalam pembentukan
kecerdasan otak. Asam lemak ini mengandung DHA Maupun EPA yang memacu
pertumbuhan dan perkembangan sel syaraf otak mauun mielinnya.
3)
Kesehatan badan dan imunitas
Sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan kecerdasan anak. Tubuh anak yang sehat tumbuh
dan berkembang dengan baik, termasuk otaknya. ASI amat penting bagi kesehatan
dan imunitas anak. ASI mengandung zat zat makanan yang sesuai dengan kondisi
saluran pencernaan anak. ASI juga mengandung cairan kekuning kuningan yang
disebut kolestrum. Kolestrum mengandung antibodi, suatu zat yang berguna bagi
tubuh untuk mempertahankan diri dari penyakit.oleh karena itu dianjurkan bagi
para ibu untuk menysui bayinya selama 2 tahun pertama dan melakukan imunisasi
secara teratur.
4)
Otak dan fungsinya
Otak merupakan
pusat kecerdasan . otak berfungsi untuk berpikir, mengontrol emosi dan
mengkoordinasi aktivitas tubuh. Kegiatan berpikir antara lain meliputi
mengumpulkan fakta, mengingat memori,
mencari alternatif pemecahan masalah dan memecahkan masalah. Otak juga
berfungsi untuk menimbang baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, salah dan
benar dalam menentukan suatu perilaku. Otak juga merupakan pusat pengatur
aktivitas tubuh seperti berjalan, mengambil sesuatu, makan, minum, dan kegiatan
yang lebih kompleks lainnya. Oleh karena itu otak disebut sebagai pusat
kecerdasan.
b.
Pertumbuhan dan perkembangan postnatal (setelah lahir)
1)
Pertumbuhan dan perkembangan badan
Setelah lahir,
badan anak berkembang amat cepat. Ketika dalam kandungan perkembangan badan
dibatasi oleh ruang. Setelah lahir, ruang tidak lagi menjadi pembatas. Selain
itu sistem percernaan sudah berfungsi untuk mencerna dan menyerap susu atau
makanan lainnya, sehingga pertumbuhan
dan perkembangan badan amat cepat . Dalam 2-3 bulan berat badannya bisa
berkembang 2 kali lipat. Berat dan tinggi badan biasanyadigunakan sebagai
indicator pertumbuhan anak. Berat badan anak sehat selalu meningkat sejalan
dengan bertambahnya usia dan selalu berada pada warna hijau dan Kaertu Menuju
Sehat (KMS). Pertumbuhan badan anak sangat ditentukan oleh factor makanan
daal.n kesehatan. Oleh karena itu memberikan makanan yang bergizi seimbang dan
menjaga kesehatan anak akan membantu anak tumbuh secara optimal
2)
Perkembangan otak
Sel syaraf otak tidak bertambah lagi
jumlahnya setelah lahir. Tetapi jumlah hubungan antar sel syaraf dan proses
mielinasi terus berlangsung. Satu sel syaraf otak dapat berhubungan dengan 5,
10, 100 atau bahkan 20000sel syaraf otak lainnya. Semakin banyak jumlah
hubungan tersebut semakin cerdas otaknya. Jumlah hubungan antar sel syaraf otak
tersebut sangat ditentukan oleh rangsangan dan makanan. Memberikan pada anak
sesuai dengan fungsi inderanya sangat penting untuk pertumbuhan hubungan antar
sel syaraf otak.
3)
Sel syaraf dan mielinasi
Aliran rangsang dari indera ke otak
dan dari otak ke organ disebut impuls.
sel syaraf pusat dan syaraf tepi umumnya memiliki myelin. Myelin adalah
selubung akson dari sel syaraf yang terbentuk dari asam lemak. Selama proses
mielinasi belum sempurna, sel syaraf belum dapat berfungsi untuk menghantarkan
impuls. Itulah sebabnya organ organ pada bayi belum dapat berfungsi dengan
baik, karena sel sel syaraf yang menghubungkan organ dengan otak belum sempurna
mielinasinya.
4)
Perkembangan organ sensorik
·
Pendengaran
Sejak lahir bayi
sudah dapat mendengar. Dalam usia 3-5 bulan ia mulai menunjukkan rasa tertarik
pada suara manusia yang ditujukan kepadanya yang disebut “motherese” atau “baby talk”
yaitu suara yang sama dan diulang yang ditujukan untuk bayi tersebut
Anak yang normal
pendengarannya biasanya akan merespon mothersese
dengan tersenyum atau tertawa. Motherese dipandang amat penting bagi awal
perkembangan kemampuan komunikasi dan bahasa pada anak. Untuk melatih kemampuan
pendengaran selain motherese, dapat pula disediakan benda-benda atau mainan
yang menimbulkan bunyi. Jika kemampuan motorik kasarnya sudah berkembang anak
sudah mulai mecari sumber bunyi dengan cara memutar kepala kea rah sumber bunyi
tersebut.
·
Penglihatan
Mata sebagai organ
penglihatan belum berfungsi sebagai dengan baik saat bayi lahir. Pandangan
kabur dan tidak jelas, seakan sinar yang normal
untuk orang dewasa terlalu terang bagi anak. Jarak pandangannya juga
amat terbatas, sekitar 25-30 cm. sejalan dengan perkembangan otot otot mata dan
syaraf penglihatannyaanak usia 4-5 bulan mulai berkembang pesat kemampuan
penglihatannya. Matanya sudah terbuka lebar dan merespon benda benda
sekitarnya. Ia juga mulai membedakan warna, kontras, pola dan gerakan. Untuk
melatih penglihatan anak, perlu disediakan berbagai benda dengan bermacam warna
dan berbagai objek yang dapat bergerak . jika menggendong bayi usahakan tidak
selalu menghadap kearah badan yang menggendong, tapi usahakan agar bayi dapat
melihat berbagai ragam benda yang ada dilingkungannya.
·
Perasa dan pembau
Sejak
lahir bayi sudah mampu merasakan dan membau.
Bayi yang diberi ASI akan belajar mengenali rasa dan bau ASI. ASI
memiliki peranan yang sangat penting
bagi bayi untuk mengembangkan system kekebalan tubuh terhadap penyakit. ASI
mengandung kolostrum, suatu cairan yang bewarna kuning yang mengandung antibody
suatu zat yang berfungsi sebagai system kekebalan tubuh. ASI juga mengandung berbagai macam zat
makanan yang bermanfaat dan pas untuk bayi. Untuk itu sangat disarankan untuk
menysui bayi dengan ASI sampai usia 2 tahun.
Ketika
tubuh anak mulai tumbuh dan berkembang. ASI tidak mencukupi kebutuhannya, oleh
karena itu diperlukan makanan dan minuman suplemen. Bubur sereal (biji bijian),
susu kaleng, dan buah buahan yang bervariasi diperlukan untuk melengkapi
kebutuhan gizi bayi . selain itu makanan dengan rasa dan bau yang bervariasi
ikut mengembangkan kemampuan organ pembau dan perasa.
·
Peraba
Sejak lahir anak
sudah dapat menggunakan indera perabanya yaitu kulit. Ia mampu merasakan
dingin, panas, dan sakit. Bayi biasanya menangis atau menunjukkan rasa gelisah
manakala popoknya basah atau suhu udara disekitarnya terlalu panas. Organ
sensoris peraba yang paling peka adalah mulut. Oleh karena itubayi cenderung
memasukkan benda benda kemulutnya.
5)
Perkembangan fisik dan motorik
Perkembangan fisik
ditujukan agar badan anak tumbuh dengan baik sehingga sehat dan kuat
jasmaninya. Perkembanganfisik ditujukan untuk mengembangkan 5 aspek yang
meliputi : kekuatan (strength), ketahanan (endurance), kecepatan (speed),
kecekatan (agility), dan keseimbangan (balance). Dengan kesehatan jasmani
diharapkan diperoleh jiwa yang sehat pula, sebagaimana dikatakan bahwa didalam
tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Agar tubuh anak tumbuh secara optimal diperlukan makanan yang
bergizi seimbang, kesehatan yang prima, dan lingkungan yang bersih serta olah
raga.
Perkembangan fisik
anak dapat diukur dari beberapa hal. Pertama dari berat badan anak. Dan yang
kedua dapat diketahui dari tinggi badan anak, memang tinggi badan anak sangat
variatif dipengaruhi oleh factor genetisdan lingkungan, akan tetapi
perbandingan antara berat badan dan tinggi badan merupakantolak ukur yang baik
perkembangan fisik anak. Yang ketiga dapat dilihat dari perkembangan
motoriknya. Anak yang secara fisik berkembang baik akan menampilkan gerakan
yang baik.
Selain itu
kesehatan badan, aktifitas, dan gerak refleks pada anak juga mencerminkan
kesehatan. Pada bayi sebagian besar gerakan bersifat reflex seperti menangis
merupakan refleksyang dapat berarti haus, lapar, kedinginan, kepanasan atau
sakit.
2)
perkembangan
anak ditinjau dai segi psikologis
1.
perkembanagan kecerdasan
salah satu teori kecerdasan membagi kecerdasan menjadi 3 macam, yaitu kecerdasan
intelektual, kecerdasan social, dan kecerdasan emosional. Teori lain dari
Howard Gardner (1986) yang dikenal dengan teori kecerdasan ganda atau
multipleinttligencies (MI) menyatakan adanya 8 tipe kecerdasan yang meliputi :
kecerdasan fisik, linguistic (bahasa). Logika-matematika (logis-matematika),
musical (music), interpersonal (kemampuan bekerja sama dengan orang lain),
intrapersonal (diri) visual/spatial (gambar dan ruang) dan naturalistic
(alami). Menurut Gardner, biasanya anak memiliki kedelapan tipe kecerdasan
teori tersebut. Disamping teori Gardner, ada pula yang menyatakan adanya
kecerdasan spiritual.
2.
aspek perkembangan anak
a)
perkembangan fisik motorik
meliputi otot kasar, dan otot halus, yang selanjutnya disebut
motorik kasar dan motorik halus. perkembangan badan meliputi 4 unsur, yaitu
kekuatan, ketahanan, kecekatan, keseimbangan.
Menurut gasell,
Ames dan Illingsworth, perkembangan motorik anak mengiuti 8 pola umum, yaitu :
bersifat kontinyu, memiliki tahapan yang sama, kematangan, umum ke khusus,
dimulai dari gerak refleks bawaan kearah gerak yang tekoordinasi, bersifat
chepalo-caudal direction, bersifat proxima-distal, koordinasi bilateral menuju
crosslateral.
b)
perkembangan kognitif
1.
sensorimotor
(0-2 tahun)
anak lebih banyak menggunakan gerak refleks dan inderanya untuk
berinteraksi engan lingkungan
2.
prepational
(2-7 tahun)
penguasaan bahasa anak sudah sisematis, anak telah mampu melakukan
permainan simbolis, imitasi (baik langsung maupun tertunda) serta mampu
mengantisipasi apa yang terjadi waktu mendatang, namun demikian, cara berpikir
anak masih bersifat egosentrik, anak mampu mengambil perspektif orang lain,
baik secara perseptual, emosional-motivasional dan konseptual. ada 7 tipe pola
pikir ini antara lain, yaitu : motivasi, finalisme,fenomenisme, moralisme,
artifisialisme, animisme, dinamisme,.
Dari pola pikir seperti diatas, tampak bahwa anak dalam tahap perkembangan
kognitif prepational sulit untuk memahami konservasi angka, konservasi volume
zat padat dan cair, serta konsep tentang hidup.
3.
konkret
operational (7-11 tahun)
anak sudah dapat memecahkan
persoalan persoalan sederhana yang bersifat konkret. Ia dapat berpikir
reversibel (berkebalikan) , yaitu anak dapat memahami suatu peryataan.
4.
formal
operasional (11 tahun keatas)
pikiran anaktidak lagi
terbatas pada benda benda dan kejadian
yang terjadi didepan mata. Pikiran anak telah terbebas dari kejadian langsung.
Ia dapat menjumlahkan dan mengurangi angka dalam kepalanya dengan menggunakan
operasi logisnya. Pada tahap ini anak melakukan hal hal yaitu : brpikir secara
hipotetik, berpikir secara abstrak, mampu membuat analogi, dan mampu
mengevaluasi cara berfikirnya.
2.
Jelaskanlah perkembangan moral anak menurut
Piaget, ada 3 tahap yaitu : 1) pre moral, 2) moral realism, 3) moral
relativism. Beri contoh selain contoh yang sudah ada dalam buku
Jawab :
Tahapan perkembangan moral anak
menurut Piaget, yaitu :
1.
Pre moral
Pada tahap ini anak belum memiliki
dan belum dapat menggunakan pertimbangan moral untuk perilakunya. Hal ini
disebabkan anak tidak berpengalaman bersosialisasi dengan orang lain dan
masyarakat dimana aturan, etika, dan norma itu ada. Disamping itu anak juga masih
bersifat egosentris, belum dapat memahami perspektif atau cara pandang orang
lain.
Contoh :
·
Suatu hari di TK Pertiwi sedang ada acara
perlombaan menggambar, Ani dan Rahma mengikuti perlombaan tersebut, ketika
perlombaan hendak dimulai pensil warna Ani ketiggalan dirumah, dan Ani segera
mengambil/mencuri pensil warna milik rahma tanpa memberitahukan kepada rahma.
Dari situ tampak bahwa sikap Ani
tidak menggunakan pertimbangan moral dan bersikap egosentris, seperti
meminjmnya terlebih dahulu
·
seoarang
anak yang melakukan kesalahan, misalnya mencubit temannya tanpa
sepengetahuan temannya tersebut sampai
menangis, si anak tersebut tidak mau mengakui kalau itu adalah perbuatannya.
2.
Moral realism
Pada tahap ini kesadaran anak akan
mulai tumbuh. Perilaku anak sangat dipengaruhi oleh aturan yang berlaku dan
oleh konsekuensi yang harus ditanggung anak atas perbuatannya. biasanya anak menandai hukuman dan hadiah
sebagai konsekuensi dari aturan.
contoh :
·
jika
mau berangkat kesekolah atau bermain meminta izin terlebih dahulu kepada orang tua
atau keluarganya yang lain.
·
Jika Rani mendapat juara pada kompetisi menyanyi
antar TK maka orang tuanya akan mengajaknya jalan jalan ke kebun binatang.
·
Jika anak terlambat pulang dengan alasan yang
tidak jelas, maka uang jajannya dikurangi.
3.
Moral relativism
Pada tahap ini perilaku anak didasari
atas berbagai pertimbangan moral yang kompleks yang ada dalam dirinya. Perilaku
anak tidak lagi terbawa arus atau terpengaruh orang lain, tetapi ia sendiri
sudah mengembangkan suatu nilai atau moral yang ia gunakan untuk memecahkan
berbagai persoalan yang tekait dengan moral atau nilai.
Contoh :
·
Jiika
anak melakukan kesalahan, seperti menghilangkan barang temannya, maka ia
berusaha mncari barang tersebut dan bertanggung jawab atas perbuatan yang
diperbuat tersebut, dan juga meminta maaf.
3.
Menurut piaget perkembangan kognitif anak usia
lima tahun memiliki pola berfikir yang disebut pre causal reasoning yang
meliputi : 1) motivation, 2) fimslism, 3) fenomenisme, 4) moralisme, 5)
antifisialisme, 6) animisme, 7) dinamisme. Jelaskan ketujuh tipe dari pola
pikir tersebut
Jawab :
1.
Motivation (motivasi)
Menurut pola pikir ini, hubungan
sebab-akibat didasari atas suatu tujuan tertentu. Kalau anak ditanya, “mengapa
matahari bersinar?” Anak mungkin menjawab, “Sebab Tuhan mengirimnya agar (dunia
ini) terang.
2.
Finalism ( finalisme)
Cara berfikir finalisme ini didasari
atas pengertian bahwa hubungan sebab-akibat terjadi karena memang harus terjadi
sebagai contoh, anak ditanya mengapa sungai mengalir kelaut? Ya, karena memang
demikian adanya. Mengapa kaca ini berserakan dilantai? Karena pecah.
3.
Phenomenism (fenomenisme)
Cara berpikir ini didasarkan atas
kepercayaan yang sering diceritakan kepada anak. Misalnya dulu sewaktu kecil,
ayah dan ibu selalu menasehati agar saya menghabiskan makanan yang saya makan
sebab kalau tidak habis yam saya akan mati. Anak kecil akan percaya benar kalau
makanan tidak tidak habis, ayam akan mati.
4.
Moral causality ( moralisme)
Anak akan menerangkan hubungan
sebab-akibat sebagai fungsi dari suatu benda. Sebagai contoh, anak ditanya
mengapa mobil itu bergerak? Agar bida membawa kita kemana mana. Mengapa
matahari bersinar? Agar matahari itu menerangi kita. Mengapa hujan turun? Agar
kita memperoleh air darinya.
5.
Artificialism (artifisialisme)
Anak memerangkan hubungan
sebab-akibat ditinjau dari kepentingannya terhadap manusia. Misalnya anak
ditanya mengapa jarum jam bergerak? Agar kita dapat mengetahui waktu. Dari amna
matahari berasal? Manusia yang membuatnya. Mengapa matahari tidak kelihatan
dimalam hari? Seseorang menyimpannya.
6.
Animism (animisme)
Cara berpikir ini didasarkan atas
anggapan bahwa segala sesuatu termasuk benda benda tak hidup itu hidup. Anak
pada usia ini atau dibawahnya umumnya bingung untuk membedakan konsep hidup
dengan gerak. Sesuatu yang kelihatannya bergerak biasanya dikatakan hidup.
Mengapa awan itu bergerak? Sebab ia hidup. Hal ini berlaku untuk benda benda
yang bergerak lainnya. Seperti mobil, matahari, bahkan gunung, lampu, dan radio
sering dikatakan hidup
7.
Dinamism (dinamisme)
Anak pada usia ini masih sulit membedakan
antara konsep gaya dengan konsep hidup. Kalau ditanya mengapa sungai mengalir
dari gunung kelaut? Karena gunung mendorong air dari sungai kelaut (bukan
karena gaya gravitasi bumi).
4.
Coba anda jelaskan apa manfaat sebagai calon
guru/pendidik anak usia dini mempelajari teori belajar?
Jawab:
Teori belajar pada anak usia dini
diperlukan oleh calon guru/pendidik untuk berbagai kepentingan, seperti
1.
Untuk menyusun kegiatan pembelajaran, untuk
mendiagnosa problem yang muncul dikelas
2.
Untuk mengevaluasi hasil belajar
3.
Sebagai kerangka penelitian.
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini sebaiknya didasarkan atas teori
belajar dan berbagai hasil penelitian tentang belajar anak. Begitu pula untuk
mengatasi suatu persoalan yang muncul dikelas, seperti adanya anak yang pemalu,
tidak mau ditinggal orang tuanya, atau nakal, guru perlu menggunakan teori
belajar.
5.
a. jelaskan teori tentang behavioral learning
oleh pavlov dan classical conditioning
c.
teori dari E.L Thorndike dengan Operant
Conditioning teorinya
d.
apa perbedaan kedua teori tersebut
jawab :
a.
classical conditioning theory
Teori
ini memandang bahwa belajar adalah perubahan perilaku. Menurut teori ini
belajar pada prinsipnya mengikuti suatu hukum yang sama untuk semua manusia,
bahkan semua makhluk hidup, meskipun diakui ada makhluk hidup yang dapat
belajar lebih baik dari makhluk hidup yang lain. Teori ini dikembangkan melalui
observasi terhadap perilaku belajar yang tampak. Pencetus teori ini ialah Ivan
Pavlov (1849-1936), ia meneliti proses belajar dengan menggunakan anjing dan
memperoleh hadiah Nobel untuk percobaannya itu. Ia memberi daging secara
periodik kepada anjing didahului dengan membunyian bel. Setelah beberapa lama setiap
kali bel dibunyikan anjing mengeluarkan air liurnya. Bahkan ketika bel
dibunyikan tanpa daging, anjing juga mengeluarkan air liur. Kesimpulannya ialah
bahwa anjing mampu menghubungksn bunyi bel dengan daging, ketika mendengar
bunyi bel anjing membayangkan datangnya daging sehingga air liurnya keluar.
Proses dimana anjing bisamenghubungkan antara bunyi bel dengan daging dengan
respon air liur seperti itu disebut belajar.
Dalam
percobaannya, Pavlov menyebut daging sebagai stimulus tak terkondisi, dan air
liur sebagai respon tak terkondisi. Setiap kali daging diberikan kepada anjing,
maka secara refleks mulut anjing akan mengeluarkan air liur. Bunyi bel disebut
sebagai stimulus terkondisi, yang pada dasarnya tidak ada hubungannya dengan
respon. Anjing pada mulanya tidak berliur hanya mendengar bunyi bel. Tetapi
karena stimulus tak terkondisi (daging) pada akhirnya timbul hubungan antara
stimulus terkondisi (bel) maka akhirnya timbul hubungan antara stimulus
terkondisi (bel) dengan respon (air liur). Jadi anjing dikatakan telah belajar (mengetahui)
bahwa bel merupakan tanda akan datangnya daging.
Banyak hal yang
dapat diterangkan dengan teori ini, terutama yang berkaitan dengan perilaku, penanaman disiplin, dan sikap. dalam
menanamkan aturan, disiplin, moral, dan aturan hendaknya dipasangkan dengan
suatu ganjaran dan hukuman. Setiapkali memperkenalkan aturan hendaknya
diperkenalkan pula hadiah dan sangsinya. Misalnya unutk menanamkan disiplin
ketepatan waktu, anak anak diberi tahu harus masuk tepat waktu misalnya jam
7.30, bagi yang 10 kali teat waktu diberi hadiah mainan gratis, bagi yang
terlambat tiga kali diberi sangsi menyanyi. Anak akan tepat waktu, bisa karena
senang terhadap hadiahnya, atau mungkin takut terhadap hukumannya. Tetapi
perilaku datang kesekolah tepat waktu secara perlahan menjadi kebiasaan yang
pada akhirnya anak anak belajar menjadi orang yang tepat waktu.
Guru sebaiknya
memasangkan stimulus dan respon secara konsisten, misalnya setiap kali ada anak yang menjawab pertanyaan,
guru memberi pujian, atau sebaliknya setiap kali anak yang nakal, maka guru
memberi teguran atau hukuman.
b.
operant conditioning theory
Edward L.
Thorndike (1874-1949) mengadakan
percobaan belajarnya dengan seekor kucing yang ditaruh didalam kotak pasel.
Kucing mencari jalan keluar dari kotak dengan cara mencoba coba. Menurutnya
binatang dan manusia tidak selalu memecahkan masalah dengan cara memikirkan
caranya secara algoritmik, tetapi banyak yang memecahkan masalah dengan cara
mencoba coba (trial and error). Hasil penel;itiannya melahirkan apa yang
disebut “Law of Effect” (hukum akibat), yaitu apabila suatu respon dari suatu
stimulus diikuti dengan kepuasan, maka repon tersebut cenderung diulang.
Sebaliknya jika suatu respon diikuti oleh hal yang tidak menyenangkan, maka
respon tersebut tidak dilakukan lagi. Jadi konsekuensi memegang peranan penting
akan muncul-tidaknya suatu respon.
c.
perbandingan kedua teori tersebut
·
yang dipelajari anak
ü
Classical conditioning : respon yang bersifat refleks
akibat dari suatu stimulus yang pada dasarnya tidak berkaitan.
ü
Operant conditiong : individu belajar merespon
suatu stimulus berdasarkan pertimbangan tertentu.
·
Aktifitas anak
ü
Classical conditioning : anak relati pasif,
tergantung stimulus yang diberikan oleh lingkungannya.
ü
Operant conditiong : anak aktif menentukan bentuk
respon terhadap suatu stimulus tergantung konsekuensinya.
·
Sumber motivasi
ü
Classical conditioning : motivasi tidak banyak
digunakan, anak belajar merespon tergantung stimulusnya.
ü
Operant conditiong : kebutuhan biologis menjadi
motivator dasar. Dan hadiah positif menjadi motivator perilaku berikutnya.
6.
Coba anda jelaskan bahwa bermain dapat
mengembangkan berbagai potensi yang ada pada diri anak, seperti perkembangan
bahasa, kognitif dan sosial. Beri contoh permainan untuk masing masing
perkembangan itu!
Jawab :
Bermain memiliki peran penting dalam
perkembangan anak pada hampir semua bidang perkembangan baik perkembangan
fisik-motorik, bahasa, intelektual, moral, sosial, maupun emosional
a.
Bermain mengembangkan kemampuan motorik
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
bermain memungkinkan anak bergerak secara bebas, sehingga anak mampu
mengembangkan kemampuan motoriknya ( Piaget, 1962 ; Curtis, 1977 ; dansky, 1980
; Saltz, 1980; dan Campbell, 1985). Pada saat bermain anak berlatih
menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi suatu keseimbangan. Menurut
Piaget anak terlahir dengan kemampuan refleks, dan pada akhirnya ia mampu
mengontrol gerakannya. Melalui bermain anak belajar mengontrol gerakannya
menjadi terkoordinasi.
Contoh : permainan elang dan anak ayam/kejar kejaran
b.
Bermain mengembangkan kemampuan kognitif
Menurut paget (1962) anak belajar
mengkonstruksi pengetahuan dengan berinteraksi dengan objek yang ada
disekitarnya. Bermain menyediakan kesempatan kepada ank untuk berinteraksi
dengan objek. Anak memiliki kesempatan untuk menggunakan inderanya, seperti
menyentuh, mencium, melihat dan mendengarkan, untuk mengetahui sifat sifat
objek. Dari penginderaan tersebut anak memperoleh fakta fakta , informasi dan
pengalaman yang menjadi dasar untuk berfikir abstrak. Jadi bermain menjembatani anak dari berpikir
konkrit ke berpikir abstrak. Vygotsky
(1976) menyatakan bahwa pada saat
bermain pikiran anak terbebas dari
situasi kehidupan yang nyata yang menghambat anak berpikir abstrak.
Penelitian hoorn ( 1993) menunjukkan
bahwa beermain memiliki peran yang sangat penting dalam mengmbangkan kemampuan
berpikir logis, imajinasi, dan kreativitas.
Contoh : permainan menysun puzzle, permainan kosa
kata (menyusun huruf menjadi kata kata)
c.
Bermain mengembangkan kemampuan afektif
Setiap permainan memiliki aturan.
Aturan akan diperkenalkan oleh teman bermain sedikit demi sedikit, tahap demi
tahap sampai setiap anak memahami aturan mainnya. Oleh karena itu bermain akan
melatih anak dalam menyadari akan adanya aturan dan pentingnya mematuhi aturan.
Hal itu merupakan tahap awal dari perkembangan moral.
Contoh :
·
permainan
petak umpat,
·
permainan
sepak bola.
d.
Bermain mengembangkan kemampuan bahasa
Pada saat bermain anak anak
menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi dengan temannya atau sekedar
menyatakan pikirannya (thinking aloud) sering kita menjumpai anak kecil bermain
sendiri sambil mengucapkan kata kata seakan akan ia bercakap cakap dengan dirinya
sendiri. Ia sebenarnya “membahasakan” apa yang ada dalam pikiranya. Menurut
Vygotsky (1926) peristiwa seperti itu
menggambarkan bahwa anak sedang dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai
satu kesatuan. Ketika anak bermain dengan temannya mereka juga saling
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa anak, dan itu berarti secara tidak
langsung anak belajar bahasa.
Contoh :
·
anak
yang mengalami dusta hayal, seperti anak menceritakan sesuatu yang tidak masuk
akal, namun orang tua harus melayani anak berdusta hayal, supaya kemampuan
berbahasanya meningkat.
·
Permainan menyampaikan.
·
Bermain
peran dengan temannya, disini anak banyak berdialog dengan temannya,
sehingga kemampuan berbahasanya dapat berkembang.
e.
Bermain mengembangkan kemampuan sosial
Pada saat bermain anak berinteraksi
dengan anak yang lain. Interaksi tersebut mengajarkan anak bagaimana merespon,
memberi dan menerima, menolak atau setuju ide dan perilaku anak yang lain. Hal itu sedikit demi sedikit akan
mengurangi rasa egosentrisme pada anak dan mengembangkan kemampuan sosialnya.
Contoh :
·
Permainan dengan berkaryawisata, disini anak
akan banyak mengenal lingkungan social, dengan
berinteraksi dengan orang lain
·
Bermain pasir, dengan teman temannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar