:)

Perkenalkan Nama Saya Titin Kusayang,Saya Kuliah di Universitas Negeri Padang. Pernah Bersekolah Di SD 299/III Kumun Mudik, MTsN Model Sungai Penuh, Dan SMAN 4 Sungai Penuh. Semoga Postingan Saya Bermanfaat Untuk Anda.

Minggu, 11 November 2012

konsep dasar PAUD


1.          jelaskan hakekat Anak Usia Dini ditinjau dari perkembangan biologis dan psikologi !
jawab
1)      perkembangan anak ditinjau dari segi biologis
a.       Perkembangan prenatal (sebelum lahir)
1)      Perkembangan sel syaraf otak
Perkembangan organ tubuh yang sangat pesat saat prenatal ialah perkembangan otak. Sel sel syarafotak terbentuk sejak usia kehamilan 3 bulan pertama. Oleh karena saat bayi usia sekitar 2-3 bulan, ukuran kepala jauh lebih besar dari organ lainnya.


2)      Perkembangan kecerdasan
Secara biologis kecerdasan sangat dipengaruhi oleh kinerja otak. Kemampuan kinerja otak sangat ditentukan oleh jumlah sel syaraf dan jumlah hubungan antar sel syaraf otak. Hasil penelitian menunjukkna anak anak yang cerdas memiliki jumlah sel syaraf otak dan jumlah hubungan antar sel syaraf otak lebih banyak
Pertumbuhan dan perkembangan sel syaraf otak saat prenatal, selain dipengaruhi oleh faktor genetis, juga dipengaruhi oleh makanan bergizi dan seimbang diperlukan tubuh agar sel syara daat tumbuh secara optimal. Berbagai jenis makanan yang mengandung asam lemak Omega-3 diyakini berperan penting dalam pembentukan kecerdasan otak. Asam lemak ini mengandung DHA Maupun EPA yang memacu pertumbuhan dan perkembangan sel syaraf otak mauun mielinnya.
      
3)      Kesehatan badan dan imunitas
Sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kecerdasan anak. Tubuh anak yang sehat tumbuh dan berkembang dengan baik, termasuk otaknya. ASI amat penting bagi kesehatan dan imunitas anak. ASI mengandung zat zat makanan yang sesuai dengan kondisi saluran pencernaan anak. ASI juga mengandung cairan kekuning kuningan yang disebut kolestrum. Kolestrum mengandung antibodi, suatu zat yang berguna bagi tubuh untuk mempertahankan diri dari penyakit.oleh karena itu dianjurkan bagi para ibu untuk menysui bayinya selama 2 tahun pertama dan melakukan imunisasi secara teratur.

4)      Otak dan fungsinya
Otak merupakan pusat kecerdasan . otak berfungsi untuk berpikir, mengontrol emosi dan mengkoordinasi aktivitas tubuh. Kegiatan berpikir antara lain meliputi mengumpulkan fakta, mengingat memori,  mencari alternatif pemecahan masalah dan memecahkan masalah. Otak juga berfungsi untuk menimbang baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, salah dan benar dalam menentukan suatu perilaku. Otak juga merupakan pusat pengatur aktivitas tubuh seperti berjalan, mengambil sesuatu, makan, minum, dan kegiatan yang lebih kompleks lainnya. Oleh karena itu otak disebut sebagai pusat kecerdasan.

b.      Pertumbuhan dan perkembangan  postnatal (setelah lahir)
1)         Pertumbuhan dan perkembangan badan
Setelah lahir, badan anak berkembang amat cepat. Ketika dalam kandungan perkembangan badan dibatasi oleh ruang. Setelah lahir, ruang tidak lagi menjadi pembatas. Selain itu sistem percernaan sudah berfungsi untuk mencerna dan menyerap susu atau makanan  lainnya, sehingga pertumbuhan dan perkembangan badan amat cepat . Dalam 2-3 bulan berat badannya bisa berkembang 2 kali lipat. Berat dan tinggi badan biasanyadigunakan sebagai indicator pertumbuhan anak. Berat badan anak sehat selalu meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan selalu berada pada warna hijau dan Kaertu Menuju Sehat (KMS). Pertumbuhan badan anak sangat ditentukan oleh factor makanan daal.n kesehatan. Oleh karena itu memberikan makanan yang bergizi seimbang dan menjaga kesehatan anak akan membantu anak tumbuh secara optimal

2)         Perkembangan otak
Sel syaraf otak tidak bertambah lagi jumlahnya setelah lahir. Tetapi jumlah hubungan antar sel syaraf dan proses mielinasi terus berlangsung. Satu sel syaraf otak dapat berhubungan dengan 5, 10, 100 atau bahkan 20000sel syaraf otak lainnya. Semakin banyak jumlah hubungan tersebut semakin cerdas otaknya. Jumlah hubungan antar sel syaraf otak tersebut sangat ditentukan oleh rangsangan dan makanan. Memberikan pada anak sesuai dengan fungsi inderanya sangat penting untuk pertumbuhan hubungan antar sel syaraf otak.

3)         Sel syaraf dan mielinasi
Aliran rangsang dari indera ke otak dan dari otak ke organ disebut impuls.  sel syaraf pusat dan syaraf tepi umumnya memiliki myelin. Myelin adalah selubung akson dari sel syaraf yang terbentuk dari asam lemak. Selama proses mielinasi belum sempurna, sel syaraf belum dapat berfungsi untuk menghantarkan impuls. Itulah sebabnya organ organ pada bayi belum dapat berfungsi dengan baik, karena sel sel syaraf yang menghubungkan organ dengan otak belum sempurna mielinasinya.

4)         Perkembangan organ sensorik
·       Pendengaran
Sejak lahir bayi sudah dapat mendengar. Dalam usia 3-5 bulan ia mulai menunjukkan rasa tertarik pada suara manusia yang ditujukan kepadanya yang disebut “motherese” atau “baby talk” yaitu suara yang sama dan diulang yang ditujukan untuk bayi tersebut
Anak yang normal pendengarannya biasanya akan merespon mothersese dengan tersenyum atau tertawa. Motherese dipandang amat penting bagi awal perkembangan kemampuan komunikasi dan bahasa pada anak. Untuk melatih kemampuan pendengaran selain motherese, dapat pula disediakan benda-benda atau mainan yang menimbulkan bunyi. Jika kemampuan motorik kasarnya sudah berkembang anak sudah mulai mecari sumber bunyi dengan cara memutar kepala kea rah sumber bunyi tersebut.
·       Penglihatan
Mata sebagai organ penglihatan belum berfungsi sebagai dengan baik saat bayi lahir. Pandangan kabur dan tidak jelas, seakan sinar yang normal  untuk orang dewasa terlalu terang bagi anak. Jarak pandangannya juga amat terbatas, sekitar 25-30 cm. sejalan dengan perkembangan otot otot mata dan syaraf penglihatannyaanak usia 4-5 bulan mulai berkembang pesat kemampuan penglihatannya. Matanya sudah terbuka lebar dan merespon benda benda sekitarnya. Ia juga mulai membedakan warna, kontras, pola dan gerakan. Untuk melatih penglihatan anak, perlu disediakan berbagai benda dengan bermacam warna dan berbagai objek yang dapat bergerak . jika menggendong bayi usahakan tidak selalu menghadap kearah badan yang menggendong, tapi usahakan agar bayi dapat melihat berbagai ragam benda yang ada dilingkungannya.
·       Perasa dan pembau
Sejak lahir bayi sudah mampu merasakan dan membau.  Bayi yang diberi ASI akan belajar mengenali rasa dan bau ASI. ASI memiliki peranan yang sangat  penting bagi bayi untuk mengembangkan system kekebalan tubuh terhadap penyakit. ASI mengandung kolostrum, suatu cairan yang bewarna kuning yang mengandung antibody suatu zat yang berfungsi sebagai system kekebalan tubuh.  ASI juga mengandung berbagai macam zat makanan yang bermanfaat dan pas untuk bayi. Untuk itu sangat disarankan untuk menysui bayi dengan ASI sampai usia 2 tahun.
Ketika tubuh anak mulai tumbuh dan berkembang. ASI tidak mencukupi kebutuhannya, oleh karena itu diperlukan makanan dan minuman suplemen. Bubur sereal (biji bijian), susu kaleng, dan buah buahan yang bervariasi diperlukan untuk melengkapi kebutuhan gizi bayi . selain itu makanan dengan rasa dan bau yang bervariasi ikut mengembangkan kemampuan organ pembau dan perasa.
·       Peraba
Sejak lahir anak sudah dapat menggunakan indera perabanya yaitu kulit. Ia mampu merasakan dingin, panas, dan sakit. Bayi biasanya menangis atau menunjukkan rasa gelisah manakala popoknya basah atau suhu udara disekitarnya terlalu panas. Organ sensoris peraba yang paling peka adalah mulut. Oleh karena itubayi cenderung memasukkan benda benda kemulutnya.

5)         Perkembangan fisik dan motorik
Perkembangan fisik ditujukan agar badan anak tumbuh dengan baik sehingga sehat dan kuat jasmaninya. Perkembanganfisik ditujukan untuk mengembangkan 5 aspek yang meliputi : kekuatan (strength), ketahanan (endurance), kecepatan (speed), kecekatan (agility), dan keseimbangan (balance). Dengan kesehatan jasmani diharapkan diperoleh jiwa yang sehat pula, sebagaimana dikatakan bahwa didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Agar tubuh anak  tumbuh secara optimal diperlukan makanan yang bergizi seimbang, kesehatan yang prima, dan lingkungan yang bersih serta olah raga.
Perkembangan fisik anak dapat diukur dari beberapa hal. Pertama dari berat badan anak. Dan yang kedua dapat diketahui dari tinggi badan anak, memang tinggi badan anak sangat variatif dipengaruhi oleh factor genetisdan lingkungan, akan tetapi perbandingan antara berat badan dan tinggi badan merupakantolak ukur yang baik perkembangan fisik anak. Yang ketiga dapat dilihat dari perkembangan motoriknya. Anak yang secara fisik berkembang baik akan menampilkan gerakan yang baik.
Selain itu kesehatan badan, aktifitas, dan gerak refleks pada anak juga mencerminkan kesehatan. Pada bayi sebagian besar gerakan bersifat reflex seperti menangis merupakan refleksyang dapat berarti haus, lapar, kedinginan, kepanasan atau sakit.

2)      perkembangan anak ditinjau dai segi psikologis

1.       perkembanagan kecerdasan
salah satu teori kecerdasan membagi  kecerdasan menjadi 3 macam, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan social, dan kecerdasan emosional. Teori lain dari Howard Gardner (1986) yang dikenal dengan teori kecerdasan ganda atau multipleinttligencies (MI) menyatakan adanya 8 tipe kecerdasan yang meliputi : kecerdasan fisik, linguistic (bahasa). Logika-matematika (logis-matematika), musical (music), interpersonal (kemampuan bekerja sama dengan orang lain), intrapersonal (diri) visual/spatial (gambar dan ruang) dan naturalistic (alami). Menurut Gardner, biasanya anak memiliki kedelapan tipe kecerdasan teori tersebut. Disamping teori Gardner, ada pula yang menyatakan adanya kecerdasan spiritual.

2.       aspek perkembangan anak
a)      perkembangan fisik motorik
meliputi otot kasar, dan otot halus, yang selanjutnya disebut motorik kasar dan motorik halus. perkembangan badan meliputi 4 unsur, yaitu kekuatan, ketahanan, kecekatan, keseimbangan.
Menurut gasell, Ames dan Illingsworth, perkembangan motorik anak mengiuti 8 pola umum, yaitu : bersifat kontinyu, memiliki tahapan yang sama, kematangan, umum ke khusus, dimulai dari gerak refleks bawaan kearah gerak yang tekoordinasi, bersifat chepalo-caudal direction, bersifat proxima-distal, koordinasi bilateral menuju crosslateral.
b)      perkembangan kognitif
1.         sensorimotor (0-2 tahun)
anak lebih banyak menggunakan gerak refleks dan inderanya untuk berinteraksi engan lingkungan
2.         prepational (2-7 tahun)
penguasaan bahasa anak sudah sisematis, anak telah mampu melakukan permainan simbolis, imitasi (baik langsung maupun tertunda) serta mampu mengantisipasi apa yang terjadi waktu mendatang, namun demikian, cara berpikir anak masih bersifat egosentrik, anak mampu mengambil perspektif orang lain, baik secara perseptual, emosional-motivasional dan konseptual. ada 7 tipe pola pikir ini antara lain, yaitu : motivasi, finalisme,fenomenisme, moralisme, artifisialisme, animisme, dinamisme,.
Dari pola pikir seperti diatas, tampak bahwa anak dalam tahap perkembangan kognitif prepational sulit untuk memahami konservasi angka, konservasi volume zat padat dan cair, serta konsep tentang hidup.
3.         konkret operational (7-11 tahun)
anak sudah dapat memecahkan persoalan persoalan sederhana yang bersifat konkret. Ia dapat berpikir reversibel (berkebalikan) , yaitu anak dapat memahami suatu peryataan.
4.         formal operasional (11 tahun keatas)
pikiran anaktidak lagi terbatas pada benda benda  dan kejadian yang terjadi didepan mata. Pikiran anak telah terbebas dari kejadian langsung. Ia dapat menjumlahkan dan mengurangi angka dalam kepalanya dengan menggunakan operasi logisnya. Pada tahap ini anak melakukan hal hal yaitu : brpikir secara hipotetik, berpikir secara abstrak, mampu membuat analogi, dan mampu mengevaluasi cara berfikirnya.
2.         Jelaskanlah perkembangan moral anak menurut Piaget, ada 3 tahap yaitu : 1) pre moral, 2) moral realism, 3) moral relativism. Beri contoh selain contoh yang sudah ada dalam buku
Jawab :
Tahapan perkembangan moral anak menurut Piaget, yaitu :
1.         Pre moral
Pada tahap ini anak belum memiliki dan belum dapat menggunakan pertimbangan moral untuk perilakunya. Hal ini disebabkan anak tidak berpengalaman bersosialisasi dengan orang lain dan masyarakat dimana aturan, etika, dan norma itu ada. Disamping itu anak juga masih bersifat egosentris, belum dapat memahami perspektif atau cara pandang orang lain.

Contoh :
·           Suatu hari di TK Pertiwi sedang ada acara perlombaan menggambar, Ani dan Rahma mengikuti perlombaan tersebut, ketika perlombaan hendak dimulai pensil warna Ani ketiggalan dirumah, dan Ani segera mengambil/mencuri pensil warna milik rahma tanpa memberitahukan kepada rahma.
Dari situ tampak bahwa sikap Ani tidak menggunakan pertimbangan moral dan bersikap egosentris, seperti meminjmnya terlebih dahulu
·           seoarang anak yang melakukan kesalahan, misalnya mencubit temannya tanpa sepengetahuan temannya tersebut sampai menangis, si anak tersebut tidak mau mengakui kalau itu adalah perbuatannya.

2.         Moral realism
Pada tahap ini kesadaran anak akan mulai tumbuh. Perilaku anak sangat dipengaruhi oleh aturan yang berlaku dan oleh konsekuensi yang harus ditanggung anak atas perbuatannya. biasanya anak menandai hukuman dan hadiah sebagai konsekuensi dari aturan.

contoh : 
·           jika mau berangkat kesekolah atau bermain meminta izin terlebih dahulu kepada orang tua          atau keluarganya yang lain.
·           Jika Rani mendapat juara pada kompetisi menyanyi antar TK maka orang tuanya akan mengajaknya jalan jalan ke kebun binatang.
·           Jika anak terlambat pulang dengan alasan yang tidak jelas, maka uang jajannya dikurangi.

3.         Moral relativism
Pada tahap ini perilaku anak didasari atas berbagai pertimbangan moral yang kompleks yang ada dalam dirinya. Perilaku anak tidak lagi terbawa arus atau terpengaruh orang lain, tetapi ia sendiri sudah mengembangkan suatu nilai atau moral yang ia gunakan untuk memecahkan berbagai persoalan yang tekait dengan moral atau nilai.

Contoh :
·         Jiika anak melakukan kesalahan, seperti menghilangkan barang temannya, maka ia berusaha mncari barang tersebut dan bertanggung jawab atas perbuatan yang diperbuat tersebut, dan juga meminta maaf.

3.         Menurut piaget perkembangan kognitif anak usia lima tahun memiliki pola berfikir yang disebut pre causal reasoning yang meliputi : 1) motivation, 2) fimslism, 3) fenomenisme, 4) moralisme, 5) antifisialisme, 6) animisme, 7) dinamisme. Jelaskan ketujuh tipe dari pola pikir tersebut
Jawab :
1.         Motivation (motivasi)
Menurut pola pikir ini, hubungan sebab-akibat didasari atas suatu tujuan tertentu. Kalau anak ditanya, “mengapa matahari bersinar?” Anak mungkin menjawab, “Sebab Tuhan mengirimnya agar (dunia ini) terang.
2.         Finalism ( finalisme)
Cara berfikir finalisme ini didasari atas pengertian bahwa hubungan sebab-akibat terjadi karena memang harus terjadi sebagai contoh, anak ditanya mengapa sungai mengalir kelaut? Ya, karena memang demikian adanya. Mengapa kaca ini berserakan dilantai? Karena pecah.
3.         Phenomenism (fenomenisme)
Cara berpikir ini didasarkan atas kepercayaan yang sering diceritakan kepada anak. Misalnya dulu sewaktu kecil, ayah dan ibu selalu menasehati agar saya menghabiskan makanan yang saya makan sebab kalau tidak habis yam saya akan mati. Anak kecil akan percaya benar kalau makanan tidak tidak habis, ayam akan mati.
4.         Moral causality ( moralisme)
Anak akan menerangkan hubungan sebab-akibat sebagai fungsi dari suatu benda. Sebagai contoh, anak ditanya mengapa mobil itu bergerak? Agar bida membawa kita kemana mana. Mengapa matahari bersinar? Agar matahari itu menerangi kita. Mengapa hujan turun? Agar kita memperoleh air darinya.
5.         Artificialism (artifisialisme)
Anak memerangkan hubungan sebab-akibat ditinjau dari kepentingannya terhadap manusia. Misalnya anak ditanya mengapa jarum jam bergerak? Agar kita dapat mengetahui waktu. Dari amna matahari berasal? Manusia yang membuatnya. Mengapa matahari tidak kelihatan dimalam hari? Seseorang menyimpannya.
6.         Animism (animisme)
Cara berpikir ini didasarkan atas anggapan bahwa segala sesuatu termasuk benda benda tak hidup itu hidup. Anak pada usia ini atau dibawahnya umumnya bingung untuk membedakan konsep hidup dengan gerak. Sesuatu yang kelihatannya bergerak biasanya dikatakan hidup. Mengapa awan itu bergerak? Sebab ia hidup. Hal ini berlaku untuk benda benda yang bergerak lainnya. Seperti mobil, matahari, bahkan gunung, lampu, dan radio sering dikatakan hidup
7.         Dinamism (dinamisme)
Anak pada usia ini masih sulit membedakan antara konsep gaya dengan konsep hidup. Kalau ditanya mengapa sungai mengalir dari gunung kelaut? Karena gunung mendorong air dari sungai kelaut (bukan karena gaya gravitasi bumi).

4.         Coba anda jelaskan apa manfaat sebagai calon guru/pendidik anak usia dini mempelajari teori belajar?
Jawab:
Teori belajar pada anak usia dini diperlukan oleh calon guru/pendidik  untuk berbagai kepentingan, seperti
1.         Untuk menyusun kegiatan pembelajaran, untuk mendiagnosa problem yang muncul dikelas
2.         Untuk mengevaluasi hasil belajar
3.         Sebagai kerangka penelitian.
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini sebaiknya didasarkan atas teori belajar dan berbagai hasil penelitian tentang belajar anak. Begitu pula untuk mengatasi suatu persoalan yang muncul dikelas, seperti adanya anak yang pemalu, tidak mau ditinggal orang tuanya, atau nakal, guru perlu menggunakan teori belajar.
5.         a.  jelaskan teori tentang behavioral learning oleh pavlov dan classical conditioning
c.       teori dari E.L Thorndike dengan Operant Conditioning teorinya
d.      apa perbedaan kedua teori tersebut
jawab :
a.    classical conditioning theory
Teori ini memandang bahwa belajar adalah perubahan perilaku. Menurut teori ini belajar pada prinsipnya mengikuti suatu hukum yang sama untuk semua manusia, bahkan semua makhluk hidup, meskipun diakui ada makhluk hidup yang dapat belajar lebih baik dari makhluk hidup yang lain. Teori ini dikembangkan melalui observasi terhadap perilaku belajar yang tampak. Pencetus teori ini ialah Ivan Pavlov (1849-1936), ia meneliti proses belajar dengan menggunakan anjing dan memperoleh hadiah Nobel untuk percobaannya itu. Ia memberi daging secara periodik kepada anjing didahului dengan membunyian bel. Setelah beberapa lama setiap kali bel dibunyikan anjing mengeluarkan air liurnya. Bahkan ketika bel dibunyikan tanpa daging, anjing juga mengeluarkan air liur. Kesimpulannya ialah bahwa anjing mampu menghubungksn bunyi bel dengan daging, ketika mendengar bunyi bel anjing membayangkan datangnya daging sehingga air liurnya keluar. Proses dimana anjing bisamenghubungkan antara bunyi bel dengan daging dengan respon air liur seperti itu disebut belajar.
Dalam percobaannya, Pavlov menyebut daging sebagai stimulus tak terkondisi, dan air liur sebagai respon tak terkondisi. Setiap kali daging diberikan kepada anjing, maka secara refleks mulut anjing akan mengeluarkan air liur. Bunyi bel disebut sebagai stimulus terkondisi, yang pada dasarnya tidak ada hubungannya dengan respon. Anjing pada mulanya tidak berliur hanya mendengar bunyi bel. Tetapi karena stimulus tak terkondisi (daging) pada akhirnya timbul hubungan antara stimulus terkondisi (bel) maka akhirnya timbul hubungan antara stimulus terkondisi (bel) dengan respon (air liur). Jadi anjing dikatakan telah belajar (mengetahui) bahwa bel merupakan tanda akan datangnya daging.
Banyak hal yang dapat diterangkan dengan teori ini, terutama yang berkaitan dengan perilaku, penanaman disiplin, dan sikap. dalam menanamkan aturan, disiplin, moral, dan aturan hendaknya dipasangkan dengan suatu ganjaran dan hukuman. Setiapkali memperkenalkan aturan hendaknya diperkenalkan pula hadiah dan sangsinya. Misalnya unutk menanamkan disiplin ketepatan waktu, anak anak diberi tahu harus masuk tepat waktu misalnya jam 7.30, bagi yang 10 kali teat waktu diberi hadiah mainan gratis, bagi yang terlambat tiga kali diberi sangsi menyanyi. Anak akan tepat waktu, bisa karena senang terhadap hadiahnya, atau mungkin takut terhadap hukumannya. Tetapi perilaku datang kesekolah tepat waktu secara perlahan menjadi kebiasaan yang pada akhirnya anak anak belajar menjadi orang yang tepat waktu.
Guru sebaiknya memasangkan stimulus dan respon secara konsisten, misalnya setiap kali ada anak yang menjawab pertanyaan, guru memberi pujian, atau sebaliknya setiap kali anak yang nakal, maka guru memberi teguran atau hukuman.

b.    operant conditioning theory
Edward L. Thorndike (1874-1949)  mengadakan percobaan belajarnya dengan seekor kucing yang ditaruh didalam kotak pasel. Kucing mencari jalan keluar dari kotak dengan cara mencoba coba. Menurutnya binatang dan manusia tidak selalu memecahkan masalah dengan cara memikirkan caranya secara algoritmik, tetapi banyak yang memecahkan masalah dengan cara mencoba coba (trial and error). Hasil penel;itiannya melahirkan apa yang disebut “Law of Effect” (hukum akibat), yaitu apabila suatu respon dari suatu stimulus diikuti dengan kepuasan, maka repon tersebut cenderung diulang. Sebaliknya jika suatu respon diikuti oleh hal yang tidak menyenangkan, maka respon tersebut tidak dilakukan lagi. Jadi konsekuensi memegang peranan penting akan muncul-tidaknya suatu respon.

c.     perbandingan kedua teori tersebut
·         yang dipelajari anak
ü  Classical conditioning : respon yang bersifat refleks akibat dari suatu stimulus yang pada dasarnya tidak berkaitan.
ü  Operant conditiong : individu belajar merespon suatu stimulus berdasarkan pertimbangan tertentu.
·         Aktifitas anak
ü  Classical conditioning : anak relati pasif, tergantung stimulus yang diberikan oleh lingkungannya.
ü  Operant conditiong : anak aktif menentukan bentuk respon terhadap suatu stimulus tergantung konsekuensinya.
·         Sumber motivasi
ü  Classical conditioning : motivasi tidak banyak digunakan, anak belajar merespon tergantung stimulusnya.
ü  Operant conditiong : kebutuhan biologis menjadi motivator dasar. Dan hadiah positif menjadi motivator perilaku berikutnya.


6.         Coba anda jelaskan bahwa bermain dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada pada diri anak, seperti perkembangan bahasa, kognitif dan sosial. Beri contoh permainan untuk masing masing perkembangan itu!
Jawab :
Bermain memiliki peran penting dalam perkembangan anak pada hampir semua bidang perkembangan baik perkembangan fisik-motorik, bahasa, intelektual, moral, sosial, maupun emosional
a.    Bermain mengembangkan kemampuan motorik
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bermain memungkinkan anak bergerak secara bebas, sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan motoriknya ( Piaget, 1962 ; Curtis, 1977 ; dansky, 1980 ; Saltz, 1980; dan Campbell, 1985). Pada saat bermain anak berlatih menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi suatu keseimbangan. Menurut Piaget anak terlahir dengan kemampuan refleks, dan pada akhirnya ia mampu mengontrol gerakannya. Melalui bermain anak belajar mengontrol gerakannya menjadi terkoordinasi.

Contoh : permainan elang dan anak ayam/kejar kejaran

b.    Bermain mengembangkan kemampuan kognitif
Menurut paget (1962) anak belajar mengkonstruksi pengetahuan dengan berinteraksi dengan objek yang ada disekitarnya. Bermain menyediakan kesempatan kepada ank untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki kesempatan untuk menggunakan inderanya, seperti menyentuh, mencium, melihat dan mendengarkan, untuk mengetahui sifat sifat objek. Dari penginderaan tersebut anak memperoleh fakta fakta , informasi dan pengalaman yang menjadi dasar untuk berfikir abstrak.  Jadi bermain menjembatani anak dari berpikir konkrit ke berpikir abstrak.  Vygotsky (1976)  menyatakan bahwa pada saat bermain pikiran anak terbebas  dari situasi  kehidupan yang nyata  yang menghambat anak berpikir abstrak. Penelitian  hoorn ( 1993) menunjukkan bahwa beermain memiliki peran yang sangat penting dalam mengmbangkan kemampuan berpikir logis, imajinasi, dan kreativitas.
Contoh : permainan menysun puzzle, permainan kosa kata (menyusun huruf menjadi kata kata)

c.     Bermain mengembangkan kemampuan afektif
Setiap permainan memiliki aturan. Aturan akan diperkenalkan oleh teman bermain sedikit demi sedikit, tahap demi tahap sampai setiap anak memahami aturan mainnya. Oleh karena itu bermain akan melatih anak dalam menyadari akan adanya aturan dan pentingnya mematuhi aturan. Hal itu merupakan tahap awal dari perkembangan moral.

Contoh :
·         permainan petak umpat,
·         permainan sepak bola.

d.    Bermain mengembangkan kemampuan bahasa
Pada saat bermain anak anak menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi dengan temannya atau sekedar menyatakan pikirannya (thinking aloud)  sering kita menjumpai anak kecil bermain sendiri sambil mengucapkan kata kata seakan akan ia bercakap cakap dengan dirinya sendiri. Ia sebenarnya “membahasakan” apa yang ada dalam pikiranya. Menurut Vygotsky  (1926) peristiwa seperti itu menggambarkan bahwa anak sedang dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai satu kesatuan. Ketika anak bermain dengan temannya mereka juga saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa anak, dan itu berarti secara tidak langsung anak belajar bahasa.

Contoh :
·         anak yang mengalami dusta hayal, seperti anak menceritakan sesuatu yang tidak masuk akal, namun orang tua harus melayani anak berdusta hayal, supaya kemampuan berbahasanya meningkat.
·         Permainan menyampaikan.
·         Bermain peran dengan temannya, disini anak banyak berdialog dengan temannya, sehingga kemampuan berbahasanya dapat berkembang.

e.    Bermain mengembangkan kemampuan sosial
Pada saat bermain anak berinteraksi dengan anak yang lain. Interaksi tersebut mengajarkan anak bagaimana merespon, memberi dan menerima, menolak atau setuju ide dan perilaku anak yang lain. Hal itu sedikit demi sedikit akan mengurangi rasa egosentrisme pada anak dan mengembangkan kemampuan sosialnya.
Contoh : 
·           Permainan dengan berkaryawisata, disini anak akan banyak mengenal lingkungan social, dengan  berinteraksi dengan orang lain
·           Bermain pasir, dengan teman temannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar